Bahan Ajar Nutrisi ( Pertemuan I & II)

  1. I. NUTRISI  TANAMAN  SUATU  TINJAUAN  UMUM.

Tujuan Instruksional Khusus

  • Dapat menjelaskan definisi dan klasifikasi unsur hara tanaman.
  • Dapat menjelaskan fungsi setiap unsur hara tanaman.
  • Dapat menjelaskan kandungan mineral tanaman.

1.1. Definisi dan Klasifikasi.

Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas sel – sel untuk mengambil zat-zat makanan dari komponen sel itu sendiri sebagai sumber energi. Suplai dan absorpsi dari senyawa-senyawa kimia yang diperlukan untuk proses pertumbuhan dan metabolisme disebut nutrisi. Dan senyawa kimia yang diperlukan oleh organisme disebut  nutrien (unsur hara). Mekanisme bagaimana unsur hara  dikonversi menjadi material selular atau digunakan sebagai sumber energi  dikenal dengan proses metabolisme. Istilah metabolisme mencakup berbagai reaksi yang terjadi pada sel hidup untuk mempertahankan hidup dan untuk pertumbuhan. Dengan demikian nutrisi dan metabolisme mempunyai hubungan  timbal balik.

Pada dasarnya tumbuhan-tumbuhan hijau sangat berbeda dengan manusia, binatang dan mikroorganisme lainnya yang membutuhkan senyawa organik dari luar. Elemen esensial adalah elemen yang harus ada agar siklus hidup yang normal dari organisme  bisa terjadi dan fungsinya tidak bisa diganti oleh senyawa kimia lainnya. Tambahan pula unsur-unsur itu harus mencakup nutrisi sebagai bahan pokok untuk proses metabolisme yang diperlukan dalam aktivitas enzim.

Suatu elemen  dapat dikatakan sebagai hara essensial jika memenuhi kriteria berikut,

  1. Jika tanaman kekurangan suatu unsur hara , tanaman tersebut tidak dapat menyelesaikan seluruh siklus hidupnya.
  2. Defisiensi dari unsur hara tersebut sangat specifik dan tidak digantikan oleh unsur hara lain.
  3. Elemen tersebut terlibat secara langsung dalam nutrisi tanaman, sebagai contoh terlibat langsung dalam proses metabolisme dan sangat esensial,  dan atau juga terlibat dan dibutuhkan untuk proses enzimatik.

Bertolak dari pengertian yang dikemukakan oleh Arnon dan Stout (1939), berikut ini adalah beberapa unsur kimia yang diperlukan oleh tumbuhan tingkat tinggi yakni  :

Karbon                       C          Potassium                     K                     Zink                          Zn

Hidrogen          H         Calsium                        Ca                    Molibdenum               Mo

Oksigen            O         Magnesium                   Mg                   Boron                         B

Nitrogen           N         Iron                              Fe                    Clorin                         Cl

Posphor           P          Mangan                        Mn                   Sodium            Na

Sulfur               S          Cuprum                        Cu                    Silikon                         Si

Cobalt                         Co

Na merupakan unsur dasar untuk tumbuhan tingkat tinggi. Karena itu pada daftar unsur yang diperlukan untuk tanaman tingkat tinggi diberi tanda kurung. Dalam hal ini Na untuk beberapa spesies tanaman, khususnya Chenopodia dan adaptasi spesies terhadap kondisi saling mengambil unsur ini dalam jumlah yang relatif tinggi. Na mempunyai manfaat dan sangat esensial. Hal yang sama juga pada Si, yang dari beberapa penelitian tampak merupakan nutrisi pokok untuk tanaman padi ( Broyer, dkk. 1954) dalam penemuannya yang baru menyatakan bahwa Klorin juga merupakan unsur pokok untuk pertumbuhan tanaman tingkat tinggi. Hal ini sangat diperlukan pada proses fotosintetis ( Arnon,1959). Dari daftar unsur pokok lainnya yang belum terdaftar untuk tumbuhan tingkat tinggi, misalnya saja Vanadium juga merupakan elemen yang sangat penting ( Nicholas, 1961).

Nutrisi tanaman dibagi atas dua  yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan dalam jumlah yang relatif tinggi ketimbang unsur hara mikronutrient. Kandungan unsur hara makro pada jariingan tanaman, seperrti N, 1000 kali lebih besar daripada kandungan unsur hara mikro Zn. Berikut ini adalah klasifikasi dari unsur hara makro yakni : C, H, O, N, P, S, Ca,  Mg,  (Na, Si). Sedangkan yang termasuk unsur-unsur hara mikro adalah : Fe,  Mn, Zn,  Mo, B, Cl. Pembagian nutrisi tanaman atas makro dan mikronutrient bersifat relatif dan kadang-kadang dalam kasus-kasus lainnya kandungan makronutrient dan mikronutrient ternyata lebih mudah daripada yang tercantum diatas. Misalnya saja kandungan nutrisi dari Fe atau Mn ternyata hampir sama atau sebanding dengan kandungan unsur hara dari S atau Mg. Kandungan unsur hara mikro sering melampui kebutuhan fisiologisnya. Hal ini juga terjadi pada Mn. Klorida juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi pada beberapa spesies tanaman yang dibutuhkan pada proses fotosintetis.

Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa adanya kandungan hara tanaman pada organ-organ tanaman seperti daun, batang, buah dan akar tidak mengindikasikan kuantitas yang efektif untuk proses fisiologis dan biokimia. Tanaman dalam situasi tertentu juga mengandung elemen yang sebenarnya bukan elemen yang dibutuhkan tumbuhan. Hal ini bisa merupakan toksik bagi tanaman itu sendiri, misalnya Alumunium (Al),  Nikel (Ni),  Selenium (Se) dan Florin (F).

Ditinjau dari segi fisiologis, sebetulnya cukup sulit untuk mengklasifikasikan nutrisi tanaman dalam makronutrien dan mikronutrien, apabila dilihat dari konsentrasi jaringan tanaman itu sendiri. Klasifikasi berdasarkan tingkah laku biokimia dan fungsi fisiologis lebih sesuai. Ditinjau dari segi fisiologis nutrisi tanaman dapat dibagi atas empat  kelompok (lihat Tabel 1.1).

  1. Kelompok pertama, mencakup unsur-unsur pokok dari bahan organik tanaman yakni : C, H, O, N, dan S.  Karbon diperoleh dalam bentuk senyawa CO2 dari atmosfir dan bisa juga dari senyawa HC3 dalam larutan tanah. Senyawa ini diasimilasikan oleh karboksilase membentuk gugusan karboksilase baru. Proses asimilisasi C secara simultan juga diikuti oleh proses asimilasi O, jadi tidak hanya C sendiri tetapi juga CO2 atau HCO3.  Hidrogen diambil dari air pada larutan tanah atau di bawah kondisi atmosfir yang humid. Dalam proses fotosintetis H2O direduksi menjadi H (fotolisis). Proses tansfer ini melalui beberapa proses dan menggunakan senyawa organik yang menghasilkan reduksi nikotinamida adenin dinukleotida (NAD +) yang kemudian direduksi menjadi senyawa NADPH. Ini merupakan koenzim yang sangat penting dalam proses reduksi-oksidasi, seperti NADPH dapat ditansfer dalam bentuk H menjadi sejumlah senyawa yang berbeda-beda. Nitrogen diperlukan tanaman dalam bentuk nitrat atau ion amonium dari larutan atau gas N2 dari atmosfir. Proses yang terakhir disebut Fiksasi molekular N2 dan melalui beberapa organisme (Rhizobium, Actinomyces alni) yang bersimbiosis pada tumbuhan tingkat tinggi. Asimilasi N menjadi NO3– terjadi akibat proses reduksi dan proses persenyawaan. Amonium -N dalam proses asimilasi juga melibatkan proses persenyawaan. Proses Persenyawaan N dari molekul N2 tergantung pada proses awal dari N2 menjadi NH3 yang selanjutnya dimetabolisme oleh proses persenyawaan. Asimilasi sulfat (S) menjadi NO3 -N seperti pada reduksi SO42- menjadi gugus -SH. Sulfur tidak saja diperoleh dari larutan tanah dalam bentuk SO42– tetapi juga diabsorpsi dari SO2 dari atmosfir. Reaksi C,H,O,N,dan S menjadi molekul merupakan proses metabolisme fisiologis yang sangat penting bagi tumbuhan. Hal ini akan diuraikan secara mendalam. Dalam bagian ini hanya disebutkan beberapa unsur pokok dari material organik tumbuhan yang diasimilasi dalam reduksi fisiologis yang kompleks.
  2. Kelompok kedua, adalah gugusan P, B, dan Si serta gugusan lainnya, menunjukkan kesamaan tingkah laku biokimia, semuanya mengabsorbsi anion organik atau zat asam.

Dalam sel tumbuhan unsur-unsur ini dalam bentuk bebas  atau diabsorbsi tidak dalam bentuk difusi anion organik. Misalnya absorbsi Ca2+ oleh gugusan pepsin karboksilik.

3.    Kelompok ketiga, adalah K, Na,  Mg,  Mn,  Cl. Kelompok ini diambil dari larutan  tanah dalam bentuk ion. Dalam sel tanaman ion-ion ini dalam bentuk ion bebas atau dapat diadsorbsi  dan menjadi ion tidak bebas yaitu dalam bentuk anion organik, sebagai contoh penyerapan Ca2+ oleh group karboksil dari pektin. Magnesium juga terikat dengan kuat dalam molekul klorofil. Di sini Mg2+ adalah dalam bentuk chelat yang diikat oleh ikatan kovalen maupun ikatan koordinat ( akan diuraikan lebih lanjut pada hal  selanjutnya). Dalam hubungannya dengan Mg2+, elemen ini sangat erat dan mirip dengan kriteria pada group keempat:  Zn, Fe, Cu,Mo. Elemen  ini secara umum berada dalam bentuk chelat dalam tanaman. Pembagian antara group ketiga dan keempat tidak secara jelas dapat dibagi-bagi untuk Mg2+, elemen Mn dan Ca2+ didalam tanaman juga berada dalam bentuk chelat.

Menurut Nurhayati dkk., ( 1986), unsur- unsur yang dibutuhkan tanaman secara umum dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu unsur hara makro dan mikro. Menurut Marschner (1986), selain  unsur hara makro dan mikro juga terdapat unsur hara yang tidak essensial menurut definisi essensial tetapi dapat menstimulasi pertumbuhan atau dapat juga essensial hanya pada beberapa tanaman atau menjadi essensial pada beberapa kondisi. Marschner menyebut dengan beneficial  element. Sebagai contoh adalah Na, Si, Co, Ni, Se, Al.

Tabel 1.1          Klasifikasi Nutrisi Tanaman

Unsur Hara Penyerapan Fungsi Biokimia
Kelompok IC,H,O,N,S Dalam bentuk CO2, HCO3, H2O,H2, NO3-,NH4-,N2,SO42-,SO2.Ion dalam larutan tanah, gas-gas dari atmosfir Sumbangan utama dari bahan organik.Unsur-unsur esensial dari kelompok-kelompok atomik dalam proses enzimatik.Asimilasi oleh reaksi melalui reaksi – reaksi oksidasi – reduksi
Kelompok  IIP ,  B,  Si Dalam bentuk fosfat ,asam Borik/Borat, Silikat berasal dari larutan tanah Esterifikasi dengan kelompok alkohol dalam tanaman. Ester – ester Fosfat terlibat dalam reaksi transport energi
Kelompok IIIK,Na, Mg, Mn, Cl Dalam bentuk ion – ion dari larutan tanah. Fungsi ion spesifik membentuk potensial osmotik.Reaksi reaksi yang lebih spesifik melalui konfirmasi protein enzim menjadi siklus optimum (aktifitasi enzim).Membatasi reaksi -reaksi berpasangan.Menyeimbangkan anion – anion yang dapat larut dan yang tidak dapat larut.
Kelompok IVZn, Fe, Cu,Mo Dalam bentuk ion chelate berasal dari larutan tanah Sebagian besar berada dalam chelate tergabung dalam kelompok prostetik. Memungkinkan transport elektron melalui pertukaran valensi.

.

Unsur hara makro, biasanya diatas 500 ppm dalam tanaman. Untuk hara mikro diperlukan hanya dalam jumlah sedikit, biasanya kurang dari 50 ppm dalam tanaman.

Menurut Epstein ( 1972), unsur- unsur yang diklasifikasikan essensial ada 16 untuk seluruh tanaman budidaya.  Khusus Na, Si, dan kobalt hanya  essensial untuk beberapa tanaman, Klorin adalah unsur yang paling akhir dinyatakan esensial.

Tabel 1.4. Beberapa unsur hara esensial dan peranannya dalam tanaman.

Unsur Peranan dalam tanaman
Nitrogen (N) Penyusun semua protein. Klorofil, dan peranan koenzim, dan asam- asam nukleat.
Phospor (P) Transfer energi, bgn dari ADP, ATP, penyusun beberapa protein, koenzim, asam nukleat, dan substrat metabolisme
Kalium (K) Sedikit peranannya sebagai penyusun komponen tanaman. Berfungsi dalam pengaturan metabolisme sprt fotosintesis, translokasi karbohidrat, sintesis protein dll.
Kalsium (Ca) Komponen dinding sel. Berperan dalam struktur dan permeabilitas membran.
Magnesium (Mg) Penyusun klorofil dan enzim aktivator.
Belerang (S) Bagian penting dari protein tanaman.
Boron ( Bo) Tidak pasti, tetapi dipercaya penting dalam translokasi gula dan metabolisme kabohidrat.
Besi (Fe) Sintesis klorofil dan enzim- enzim untuk transfer elektron.
Mangan ( Mn) Pengendali beberapa sistem oksidasi- reduksi, pembentukan O2 dalam fotosintesis.
Tembaga ( Cu) Katalisator untuk respirasi, penyusun enzim.
Seng ( Zn) Dalam sistem enzim, yang mengatur bermacam- macam aktv. metabolik.
Molibdenum (Mo) Dalam nitrogenase dibutuhkan untuk fiksasi nitrogen.
Kobalt (C)* Penting untuk fiksasi N secara simbiotik oleh rhizobium.* tidak penting untuk semua tanaman berpembuluh menurut  batasan suatu unsur penting oleh  Arnon.
Klorin (Cl) Aktivator sistem untuk menghasilkan O2 dalam fotositesis.

1.2. Fungsi umum unsur hara.

Seperti telah disebutkan diatas C, H, O, N dan S adalah bagian dari bahan organik tumbuhan. Selain hal tersebut unsur- unsur tersebut juga terlibat  dalam proses enzimatik,  C dan O adalah komponen utama group karboksil, H dan O pada proses oksidasi – reduksi,  N  pada pembentukan NH2- , NH =,  dan juga  – N±  dan S dalam pembentukan  group SH. Unsur tersebut juga adalah pereaksi dari berbagai proses biokimia. Beberapa contoh umum dari reaksi tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

Karbon diassimilasi oleh tanaman sebagai CO2. Proses ini disebut karboksilasi dan merupakan proses dasar dimana CO2 berperan dalam proses fotosintesis. Proses kebalikannya dimana CO2. dibebaskan juga sudah sangat umum dan dikenal dengan dekarbosilasi. Sebagai  contoh dekarboksilasi adalah pelepasan CO2 dari asam malat ke bentuk asam piruvat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim malat, coenzim A, nikotin adenin dinukleotida pospat ( NADP) juga dibutuhkan dan mengalami pengurangan selama proses reaksi.

Gambar hal 15,  bk ungu.

Keseimbangan dalam reaksi ini sangat dipengaruhi oleh asam piruvat yang terbentuk. Dua atom H dari asam malat ditransfer  pada reaksi ini. Satu dilepaskan pada proses reduksi coenzim NADP+ dan yang satunya lagi tampak sebagai proton    ( H+). Komponen yang aktif dari coenzim adalah nicotinamida. Oksidasi dan reduksi bentuknya adalah seperti dibawah ini:

GAMBAR  HAL 15

Contoh dari dekarboksilasi juga menunjukan keterlibatan atom N disetiap proses enzim. Semua enzim dan coenzim mengandung N.

Group- SH dapat juga terlibat dalam proses oksidasi – reduksi. Persamaan berikut menunjukkan reaksi dari dua group – SH dari dua molekul systin yang dihasilkan pada proses sintesis satu molekul systin, karakteristik yang majemuk karena adanya jembatan . S –S-. Pada reaksi ini molekul systin dioksidasi  dan dua atom H hilang. S-S group  sangat dikenal di protein, biasanya berfungsi sebagai rantai antara pada rantai polipeptida

GAMBAR……. HAL 15, 17, 18, 21, 22

Group ke tiga dan keempat dari nutrisi tanaman ( Tabel 1.1. ), tidak mempunyai fungsi khusus di sel, hanya menentukan potensial osmotik di sel organel atau dalam keseimbangan ion. Juga dijelaskan unsur hara ini dapat mempengaruhi fungsi khusus. Pada suatu review paper Clarkson dan Hanson ( 1980), menunjukan group ketiga dan keempat dari  group unsur hara yang telah dijelaskan didepan , dibagi lagi menjadi empat kategori. Yaitu:

  1. Merangsang dan mengontrol mekanisme ( Na+, K+, Ca++, Cl-), dengan mengontrol potensial osmotik, permeabilitas membran, elektro potensial dan  ketahanannya.
  2. Mempengaruhi struktur sel ( K+, Ca ²+, Mg²+, Mn²+) dengan mengikat  (binding) dengan molekul organik terutama molekul enzim dan ikut dalam proses pembentukan.
  3. Membentuk asam Lewis ( Mg ²+, Ca²+, Mn²+, Fe²+, Cu²+, Zn²+ ). Ion- ion ini dapat menerima pasangan elektron oleh karena itu dapat mengkatalisis atau merangsang suatu reaksi.
  4. Reaksi redoks ( Cu²+, Fe²+, Co²+, Mn²+). Ion- ion ini adalah komponen essensial dari group prostetik yang bertanggung jawab terhadap transport elektron.

Ca dan Mg mempunyai affinitas yang tinggi untuk group karboksil dan group fosfat, dimana unsur metal seperti Fe, Mn , Cu dan Zn  lebih  cepat ditarik dan specifik dibandingkan N dan S.  Ca oleh karena itu pada umumnya terikat di dinding sel dan membran dan konsentrasinya di sitoplasma relatif rendah dibandingkan  Mg ²+.   Apabila terikat dengan molekul organik ,  bentuk   Mg²+, mengikuti kelompok pyropospat dari coenzym ATP, untuk membentuk kompleks Mg ATP²-,  yang kemudian terikat dengan  enzim protein.  Mg ²+, dapat juga membentuk kompleks dengan koenzim ADP walaupun affinitas ATP untuk Mg lebih besar. Pada beberapa reaksi  kompleks Mn ATP²-,   lebih aktif dibandingkan Mg ATP²-. Pada beberapa reaksi enzimatik dimana ATP adalah penyumbang atau donor pospat, Mg ATP²-. Tampak lebih aktif dari koenzim ( FIG 1.1).

Group terakhir dari unsur hara tanaman ( Tabel 1.1) adalah logam berat. Unsur-unsur ini paling sering tampak dalam bentuk chelat didalam tanaman. Atom dari  logam chelat adalah salah satu yang terikat dalam bentuk ikatan majemuk organik ( ligand) dengan dua atau lebih ikatan.  Contoh bentuk ikatan adalah seperti tampak pada FIG. 1.2.

Ca²+, terikat dengan ethylene diamine tetraacetate ( EDTA), dengan cara ini dua group karboksil dari asam terikat dengan Ca²+, melalui ikatan elektrostatis, sedangkan dua koordinat terikat dalam bentuk antara Ca²+, dan dua atom N. Kompleks yang sangat stabil yang terbentuk, yang  kelarutannya sangat tinggi dalam air dan relatif stabil untuk berubah dalam  ph.

Yang terpenting  dan terjadi ikatan chelate secara alamiah dalam tanaman adalah dari group haem dan chlorophyl. Group haem adalah Fe porphyrin. Besi diikat dengan N-atom dari dua ikatan phyrol dengan ikatan koordinat . Group haem dalam bentuk group prostetik beberpa enzym ( katalase, peroksidase, cytochrome, cythocrome oksidase).  Kehadiran besi ( Fe) dalam ikatan  haem valensi  dapat berubah i dari Fe²+, menjadi Fe3+.

Fe²+ ® Fe³+  +  e¯

Ini memungkinkan transfer elektron, fungsi prinsip dari group prostetik ini. Bentuk yang tereduksi ( Fe”) kelompoknya disebut haem dan didalam bentuk oksidasi ( Fe”’) disebut haemin . Atom logam yang lain seperti Cu, Co dan Mo juga berfungsi dalam sistem enzym analogi cara seperti yang disebutkan pada Fe.

Gambar 1.3 dan 1.4., hal.18, ungu.

Struktur klorophyl mirip dengan struktur haem. ( Fig 1.4.). Ikatan Mg bergabung dengan atom N pada  struktur porphyrin melalui dua ikatan kovalen dan dua ikatan koordinat. Klorofil mempunyai fungsi utama dan penting dalam metabolisme tanaman dimana kompleks logam berat dapat mengantar elektron apabila ada cahaya. Ini adalah proses dasar dari fotosintesis.

Ini seperti  logam berat yang terutama diserap dari tanah dalam bentuk chelat. Proses chelatisasi disekitar akar atau dipermukaan akar, adalah merupakan hal utama yang memungkinkan ketersediaannya.

1.3. Kandungan Mineral .

Material atau bahan tumbuhan hidup terdiri dari bahan organik, air dan mineral. Jumlah relatif dari ketiga komponen tersebut dapat bervariasi, tetapi untuk material tumbuhan hijau, air selalu ada dalam proporsi tertinggi dan mineral dalam proporsi terendah. Distribusi prosentasi dari tiga komponen ini berdasarkan besarnya adalah  ;

Air                               70 %

Bahan Organik 27 %

Mineral             3 %

data yang lebih rinci yang menunjukkan kandungan tingkat mineral tumbuhan dapat dilihat dalam Tabel  1.2 dan 1.3 .

Namun, air mempunyai peranan yang sangat penting karena memampukan tanaman membuat bahan organik hasil fotosintetis. Dengan adanya air, kandungan mineral pada tumbuhan dan organ tumbuhan  menjadi sangat penting secara fisiologis dan praktis.

Tabel 1.2. Kandungan air  dari beberapa jaringan tanaman dalam persen  berat basah.

No Jenis tanaman Persen
1 Bahan  tanaman muda 90 – 95
2 Akar muda 92 – 93
3 Daun tua 75 – 85
4 Jerami biji-bijian  tua 15 – 20
5 Batang 15
6 Biji cereal 10 – 16
7 Biji  masak 7 – 10
8 Buah tomat 92 – 93
9 Jeruk 86 – 90
10 Apel 74 – 81
11 Buah pisang 73 – 78
12 Umbi kentang 75 – 80
13 Akar bit gula 75 – 80

.

Faktor utama yang mengendalikan kandungan mineral tumbuhan adalah potensial pengambilan hara yang tetap secara genetis dan spesifik, bagi hara mineral yang berbeda. Hal ini menjadi dasar   kandungan N dan K pada bahan tumbuhan hijau yang 10 kali lebih tinggi dari P dan Mg, dan pada dasarnya 100-1000 kali lebih tinggi dari kandungan mikronutrient. Pola umum terjadi pada semua spesies tumbuhan tinggi. Namun demikian dalam satu spesies pun terdapat perbedaan yang nyata dalam kandungan  mineral, yang juga ditentukan secara genetis. Hal ini dipelajari Collander  (1941), yang menumbuhkan 20 spesies tanaman yang berbeda-beda dalam larutan hara yang sama dan menentukan komposisi mineral dari tanaman yang tumbuh. Ditemukan bahwa kandungan K tidak banyak berbeda antar spesies tapi  perbedaan nyata dalam kandungan Ca,   Mg dan Si,  dan yang tertinggi ditemukan adalah spesies tanaman yang memiliki potensial pengambilan tinggi terhadap mineral-mineral ini (Atripleks hortense dan Vicia untuk Na, Latuca dan Pisum untuk Mn ) pada kasus – kasus ekstrim mengandung Na atau Mn 60 kali lebih banyak dibanding spesies tumbuhan lain yang memiliki potensial pengambilan hara yang rendah  (Fagopyrum dan Zea untuk Na, Salicornia dan Nicotiana untuk Mg ).

Telah sering diamati bahwa tumbuhan dikotil umumnya mengandung proporsi kation divalen dan monovalen yang lebih besar daripada monokotil. Ca²+, terdapat dalam jumlah yang besar di dinding sel bahan tanaman ( apoplast) dengan jumlah yang sangat sedikit di sitoplasma. Sejak kapasitas pertukaran kation materi dinding sel dari dikotil juga selalu lebih tinggi dibandingkan monokotil, dapat diduga bahwa tingginya pengambilan Ca untuk dikotil berhubungan dengan tingginya kapasitas pertukaran kation. Ini menunjukkan indikasi yang jelas bahwa paling sedikit kontrol dari transport ion divalen antar tanaman adalah tergantung kepada berapa luasnya kapasitas pertukaran kation dari jaringan tanaman ( van de Geijn dan Petit, 1979).

Dalam literatur lama  dikatakan bahwa dalam hubungan sebab akibat antar KTK dan pengambilan kation divalen dan monovalen yang berbeda ( McLean et al., ( 1956 ), Drake and White (1961) ), diketahui bahwa efek pertukaran kation diakar menyebabkan akar menjadi sangat penting dalam mengatur pengambilan kation dan juga komposisi kation tumbuhan ( Mengel, 1961, Cunningham dan Nielsen, 1963 ).

Faktor kedua yang mengontrol kandungan mineral adalah ketersediaan hara tanaman dalam medium hara. Konsentrasi dari mineral tertentu  dalam tanaman meningkatkan bentuk kurva kejenuhan seiring dengan meningkatnya ketersediaannya dalam medium hara. Hubungan digambarkan dalam Gambar 2.25., di hal.106.

Garis bertitik dari kurva dalam kisaran rendah ketersediaan hara menunjukkan bahwa di sini kandungan mineral tumbuhan tetap konstan. Hal ini menunjukkan konsentrasi terendah yang dibutuhkan untuk mempertahankan metabolisme dan kehidupan tanaman. Pertumbuhan dalam keadaan ketersediaan hara yang rendah  sangat terhambat dan bila ada peningkatan dalam suplai hara akan mendorong pertumbuhan. Dengan demikian walaupun ada peningkatan pengambilan hara sebagai hasil dari bertambah banyaknya hara yang tersedia, konsentrasi hara dalam tanaman tetap konstan.

GAMBAR   1.5.

Fig. 1.5. Pengaruh peningkatan pemberian Mg terhadap kandungan Mg pada batang biji-bijian dan biji .( Screiber, 1949).

Hubungan antara ketersediaan hara dalam medium pertumbuhan dan kandungan hara tanaman digunakan dalam metode analisis daun dan tanaman untuk mendiagnosis ketersediaan hara  dalam tanah. Hal ini didiskusikan secara lebih rinci nanti (hal.88). Tumbuhan memerlukan tingkat tertentu dari tiap hara dalam jaringannya, dan jika tidak tersedia akan menggangu pertumbuhan tanaman.  Tingkat kritis kebutuhan hara  berbeda untuk tiap  tanaman. Sangat jelas bahwa hara makro biasanya hadir dalam konsentrasi yang lebih tinggi dibanding hara mikro.

Kandungan mineral berbeda secara nyata antara organ – organ tumbuhan. Umumnya bagian vegetatif tumbuhan seperti daun, batang, dan akar bervariasi sangat tinggi dalam komposisi mineral  dibandingkan buah, umbi dan biji. Tanaman memasok hara dan mineral serta bahan organik dari bagian – bagian lain tumbuhan dan hal ini umumnya menyebabkan terjadinya variasi yang hanya sedikit dalam kandungan antar organ reproduktif dan organ penyimpan. Hubungan ini untuk  Mg dapat dilihat dalam Gambar 1.5.. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya ketersediaan Mg  dalam tanah, kandungan Mg dalam batang jerami lebih terpengaruh dibanding kandungan Mg biji  (Schreiber, 1949 ). Hubungan yang sama juga terjadi pada hara tanaman lain seperti   N, P , K, Fe dan Ca.

Kandungan hara tanaman juga sangat tergantung dari umur. Tumbuhan muda dan jaringan tumbuhan muda mempunyai kandungan N, P, K yang tinggi. Sementara dibagian tanaman yang lebih tua dan lebih masak, kandungan Ca²+, Mn²+, Fe dan B lebih tinggi lagi

( Smith, 1962 ), asalkan kandungan hara didasarkan pada  bahan kering. Variasi tripikal dalam kandungan N, P, K  selama periode pertumbuhan sereal ditunjukkan dalam Gambar 1.6. pada minggu I musim tumbuh, kandungan hara meningkat. Karena pengambilan hara yang relatif tinggi dibanding laju pertumbuhan. Segera setelah fase pertunasan berakhir laju pertumbuhan sangat tinggi dari perpanjangan batang dimulai. Pertumbuhan yang aktif menyebabkan reduksi dramatis dalam kandungan mineral tanaman karena pengenceran. Bila tanda-tanda bunga telah berkembang sempurna, hanya sedikit perubahan dalam kandungan N, P dan K dalam semua jaringan tumbuhan. Jumlah  tersebut dalam tumbuhan itu sendiri  terjadi perubahan yang  cukup berarti  antara jaringan, karena selama periode pemasakan ini sejumlah besar N dan P ditranslokasikan dari daun dan batang ke biji.

GAMBAR 1.6.

Fig. 1.6. Kandungan N, P, K,  pada tanaman Oats selama satu periode tumbuh. ( Schriber dan Mengel, 1960).

Kandungan mineral tumbuhan biasanya dinyatakan dengan dasar berat kering, dimana bahan tumbuhan segar dikeringkan pada suhu 105° C sampai semua air keluar hingga tersisa   4% K dalam bahan kering atau 3 mg P per gram bahan kering atau 27 ppm Mn dalam bahan kering. Istilah ppm berarti part permillion, 27 bagian Mn ( berat ) per 1.000.000 bagian (berat) bahan kering. Kadang – kadang ug/g atau mg/kg lebih digunakan dibanding ppm. Istilah ini berlaku bila kuantitas kecil dihitung seperti dalam kasus hara mikro. Untuk hara makro kandungan mineral biasanya dinyatakan dalam % atau mg/gram bahan tanaman. Tabel 1.3. menyajikan hasil survei dari kandungan mineral dari berbagai tumbuhan dan organ tumbuhan. Angka – angka yang disajikan hanyalah petunjuk. Kandungan mineral bisa bervariasi secara nyata tergantung dari kondisi pengambilan dan faktor lain termasuk yang disebut diatas.

Untuk tujuan praktis seperti perkiraan pengambilan hara total tanaman atau penggunaan analisis tumbuhan sebagai alat mendiagnosis  ketersediaan hara dalam tanah, kandungan mineral berdasarakan dasar bahan kering adalah paling cocok untuk pertimbangan fisiologis, lebih tepat  untuk menyatakan konsentrasi hara pada tanaman dengan dasar bahan segar dalam bentuk million (mm) atau mili ekuivalen (me), 2,5 me Ca/100g bahan segar. Hal ini akan memberi kesan yang lebih realistik dari konsentrasi mineral aktual dalam sel tanaman. Juga penting kalau menyatakan konsentrasi atau molekul organik seperti asam amino bebas, asam organik  dan gula. Sebagai tanaman, dengan mendasarkan konsentrasi atas bahan segar dan menyatakan nilainya dalam mm atau me, sering lebih muda untuk mengenal hubungan fisiologis. Satu contoh adalah pengaruh umur terhadap kandungan mineral jaringan tumbuhan

Umumnya kandungan air pada bahan tanaman lebih tinggi pada jaringan yang lebih muda sehingga jaringan tumbuhan muda tidak terlalu kaya akan N, P dan K seperti diketahui dari analisis bahan kering. Jungk  (1970),  menunjukkan bahwa dalam kasus Sinapsis alba kandungan K+ dan NO3ˉ yang didasarkan pada berat segar tetap konstan pada seluruh musim tumbuh, asalkan tumbuhan cukup tersuplai kedua hara ini. Buah berdaging dan organ penyimpanan juga mempunyai kandungan air yang tinggi dibandingkan  buah-buahan dan biji-bijian. Dengan demikian perbandingan komposisi mineral dari bahan  kering diperoleh dari sampel bahan segar dengan kandungan air yang sangat berbeda harus dilakukan dengan lebih teliti.

Tabel 1.3. Kandungan mineral pada beberapa bahan tanaman.

Elemen Gandum pada fase akhir pembentukan bulir Biji gandum Jerami gandum Batang pada fase vegetatif
N 39 17 4.5 56
P 4.4 4.3 1.2 4.9
S 3.2 2.8 3.3 9.3
Cl 15 2.7 14 12
K 43 6.4 14 46
Na 5.3 0.2 3 1.3
Ca 9.4 2.2 9.0 29
Mg 2.1 1.2 1.0 2.0
Si 3.5 1.8 3.3 3.4
Fe 74 53 85 550
Mn 130 80 50 250
Cu 7 3 2.3 7
B 6 1.1 7 35
Mo 2 1.6 1.0

36 responses to “Bahan Ajar Nutrisi ( Pertemuan I & II)

  1. thnk`z bwt infonya aqu udah ambil bahn ajarnya,,,,semga kedepannya sukses sellalu

  2. Selamat sore bu, ini tugas saya alber sanjaya.

    Pepaya
    Carica papaya L.

    a.Morfologi tanaman
    Carica papaya L. adalah semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus dan bulat. Bagian atas bercabang atau tidak, sebelah dalam berupa spons dan berongga, sebelah luar banyak tanda bekas daun. Tinggi pohon 2,5-10 m, tangkai daun bulat berongga, panjang 2,5-10 m, daun bulat atau bulat telur, bertulang daun menjari, tepi bercangap, berbagi menjari, ujung runcing garis tengah 25-75 cm, sebelah atas berwarna hijau tua, sebelah bawah hijau agak muda daun licin dan suram, pada tiap tiga lingkaran batang terdapat 8 daun. Bunga hampir selalu berkelamin satu atau berumah dua, tetapi kebanyakan dengan beberapa bunga berkelamin dua pada karangan bunga yang jantan. Bunga jantan pada tandan yang serupa malai dan bertangkai panjang, berkelopak sangat kecil mahkota berbentuk terompet berwarna putih kekuningan, dengan tepi yang bertaju lima, dan tabung yang panjang, langsing, taju berputar dalam kuncup, kepala sari bertangkai pendek, dan duduk bunga betina kebanyakan berdiri sendiri, daun mahkota lepas dan hampir lepas, putih kekuningan, bakal buah beruncing satu, kepala putik lima duduk,. Buah buni bulat telur memanjang, biji banyak, dibungkus oleh selaput yang berisi cairan, didalamnya berduri. Berasal dari Amerika, ditanam sebagai pohon buah (Steenis, 1992).
    Tanaman ini dapat dijumpai hampir di seluruh kepulauan Indonesia. Di Jawa tengah dikenal dengan nama kates, di Sunda dinamakan gedang, orang sulawesi menyebutnya kapaya dan di Ambon dikenal dengan nama papas.

    b. Klasifikasi
    Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
    Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
    Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
    Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
    Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
    Sub Kelas: Dilleniidae
    Ordo: Violales
    Famili: Caricaceae
    Genus: Carica
    Spesies: Carica papaya L.

    c. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil :

    Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh tersebar; daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah tumbuhan dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
    Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk mengabsorpsi air dan mineral dari dalam tanah, menyerap cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemampuannya? untuk hidup dalam kondisi yang kering.

    Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki :

    1. Bentuk akar
    – Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
    – Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
    2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
    – Monokotil : Melengkung atau sejajar
    – Dikotil : Menyirip atau menjari
    3. Kaliptrogen / tudung akar
    – Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
    – Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
    4. Jumlah keping biji atau kotiledon
    – Monokotil : satu buah keping biji saja
    – Dikotil : Ada dua buah keping biji
    5. Kandungan akar dan batang
    – Monokotil : Tidak terdapat kambium
    – Dikotil : Ada kambium
    6. Jumlah kelopak bunga
    – Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
    – Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
    7. Pelindung akar dan batang lembaga
    – Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar
    lembaga / keleorhiza
    – Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
    8. Pertumbuhan akar dan batang
    – Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
    – Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

    Dari sumber informasi yang saya dapat tanaman pepaya merupakan tumbuhan dikotil karena memiliki sistem akar tunggang, bentuk sumsum atau tulang daun menyirip atau menjari, Pertumbuhan akar dan batangnya bisa tumbuh berkembang menjadi membesar. Tanaman pepaya bisa diperbanyak dengan stek yaitu stek batang. Tetapi hasil tanaman dari stek ini menghasilkan akar tanaman serabut sehingga tanaman pepaya mudah roboh pada kondisi yang kurang menguntungkan. Sehingga perbanyakan pepaya banyak dilakukan dengan mengunakan biji.
    Demikian tanggapan saya atas pertanyaan yg ibu berikan. Sukses buat blognya ya bu……..! Thank you before^^
    Ganbate Kodasai…….!!!

  3. retna desfira lesatri

    selamat siang ibu….
    saya ingin mengirimkan tugas yang ibu berikan tentang layering.

    1. mengapa eliminasi cahaya harus di lakukan pada saat layering.
    karena, biasanya akar tumbuh pada tempat yang terlindung dari sinar atau cahaya, sehingga untuk menumbuhkan akar adventif pada saat layering, eliminasi cahaya harus sebesar mungkin di lakukan, agar hasil akar yang kita inginkan dapat tumbuh dengan baik.

    2. perbedaaan mound layering dan trench layering
    mound layering adalah salah satu teknik layering dengan cara membuat gundukan tanah pada cabang yang akan di lakukan layering,teknik biasanya berguna untuk menyebarkan berat bertangakai, berat bercaban, dan biasanay di aplikasikan pada tanaman semak dan buah-buahan.
    trench layering juga di kenal sebagai etiolation layering. induk daru tanaman ini di tanam di sudut 30-40 (derajat), sehingga tunas baru dapat di patok kedalam parit dangkal dan di tutup dengan tanah. setelah kar muncul, tunas baru dapat di lepaskan dari indduk tanaman.

  4. eka trisnadianata

    siang ibu…..

    berikut saya kirimkan tugas layering yang ibu berikan pada kami.

    mengapa eliminasi harus di lakukan pada teknik layering
    karena bila di lihat dari tujuan dari layering adalah menumbuhkan akar adventif pada tanpa terpisah dari tanaman induknya, maka untuk memperoleh akar adventif tersebut cahaya harus di eliminasi sebanyak mungikin, agar pertumbuhan akar dapat tumbuhdan berkembang dengan baik. karena pada dasarnya akar tumbuh pada lingkungan aatau tempat yang gelap tanpa cahaya.

    perbedaan dari trench layering dan, mound layering adalah
    trench layering (perundukan parit) merupakan salah satu cara layering yang dapat di gunakan dengan cara memasukkan cabang batang tanaman kedalam lparit kecil yang kemudian di timbun dengan menggunakan tanah.
    sedangkan untuk mound layering adalah teknik layering denga cara membuat gundukan, cara ini di lakukan untuk menyebarkan berat bertangkai tanaman.

  5. selamat sore bu…
    saya akan mencoba menjawab pertanyaan ataupun tugas yang ibu berikan tadi dikelas, yang mengenai :
    a. apa chelate agent
    chelate agent merupakan bagian yang spesial dari nutrisi yang dapat menfasilitasi absorpsi unsur hara yang tidak tersedia oleh tanaman . chelate itu juga merupakan gabungan beberapa anion , yang juga merupakan bagian dari unsur mikro . bila pada bagian tanaman ini tidak terdapat chelate, maka tanaman akan menjadi menderita dan kondisi tanaman menjadi tidak diinginkan.
    efek dari chelate itu sendiri :
    Cu 2+ + en Cu 2 + + en [Cu(en)] 2+ (1) [Cu (en)] 2 + (1)
    Cu 2+ + 2 MeNH 2 Cu 2 + + 2 MeNH 2 [Cu(MeNH 2 ) 2 ] 2+ (2) [Cu (MeNH 2) 2] 2 + (2)

    Dalam kondisi yang sama konsentrasi tembaga dan ketika konsentrasi methylamine adalah dua kali konsentrasi etilendiamin, konsentrasi kompleks akan lebih besar daripada konsentrasi kompleks.Dan Dalam ilmu bumi, kimia pelapukan tersebut diberikan untuk agen Chelating organik, misalnya peptida dan gula, yang ekstrak ion logam dari mineral dan batu. Kebanyakan kompleks logam di lingkungan dan di alam terikat dalam suatu bentuk cincin chelate, misalnya dengan sebuah humik asam atau protein. . Dengan demikian, logam chelates relevan dengan mobilisasi logam dalam tanah, pengambilan dan akumulasi logam dalam tanaman dan mikro-organisme.Selektif chelation dari logam berat relevan dengan Bioremediasi, misalnya penghapusan dari 137 Cs dari limbah radioaktif.

    sedangkan
    b. apa itu EDTA
    EDTA adalah singkatan dari Ethylene Diamine Tetra Acid, yaitu asam amino yang dibentuk dari protein makanan. Zat ini sangat kuat menarik ion logam berat (termasuk kalsium) dalam jaringan tubuh dan melarutkannya.
    Dalam praktek, kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan (a) mengubah-ubah pH dan (b) adanya zat-zat pengkompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat untuk suatu pH tertentu dalam larutan air EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat untuk kondisi-kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi. Jelaslah bahwa efek dari kedua faktor ini perlu kita teliti dengan agak terperinci.
    (a) Efek pH. Tetapan kestabilan nampak pada suatu pH tertentu dapat dihitung dari angka banding K/a, diamana a adalah angka banding dari EDTA total yang tak tergabung (dalam semua bentuk) terhadap EDTA dalam bentuk Y4-. Begitulah KH, tetapan kesatbilan namapak untuk kompleks logam EDTA pada suatu pH tertentu, dapat ditulis dari pernyatan.
    log KH = log K – log a (7)
    (b) Efek zat-zat pengkompleks lain. Jika suatu zat pengkompleks lain (misalnya NH3) juga terdapat dalam larutan, maka dalam persamaan (6), [Mn+] akan berkurang karena pengkompleksan ion logam itu dengan molekul-molekul amonia. Pengurangan dalam konsentrasi efektif, ini akan mudah ditunjukkan, denganmenampilkan suatu faktor b, yang didefinisikan sebagai angka banding (dari) jumlah konsentrasi semua bentuk ion logam yang tak terkomplekkan dengan EDTA terhadap konsentrasi ion sederhana (terhidrasi). Maka tetapan kestabilan namapak dari kompleks Logam EDTA, jika kita perhitungkan efek-efek baik dari pH maupun dari adanaya zat-zat pengkompleks lain, diberikan oleh :
    log KHZ = log K – log a -log b
    Dalam titrasi asam basa, titik akhir umumnya dideteksi dengan indikator. Pada titrasi EDTA, suatu indikator yang peka ion logam (disingkat indikator-logam atau indikator ion-logam) sering digunkan untuk mendeteksi perubahan-perubahan pH. Indikator demikian (yang mengandung jenis-jenis gugusan-guusan sepit dan umumnya memiliki sistem resonansi yang khas pada zat warna) membentuk kompleks dengan ion-ion logam khusus. Kompleks-kompleks ini berbeda warnanya dari indikator yang bebas, dan akibatnya, terjadilah perubahan warba yang mendadak pada titik ekivalen. Titik akhit titrasi dapat juga dievaluasi dengan lain-lain metode, yang meliputi teknik-teknik potensiometri, amperometri, konduktometri, dan spektrofotometri.
    Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrom black T. Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya penggangguan Cu bebas dari pipa – pipa saluran air dapat dimasking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadang kala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresipitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan. Bagaimana juga indikator Patton-Reeder terbaik untuk penentuan kalsium dalam air sudah dibandingkan dengan indikator lain.
    Contoh lain adalah titrasi campuran Mg, Cu, Zn tanpa pemisahan pendahuluan, dengan memenfaatkan reaksi masking-demasking selama titrasi dengan EDTA. Logam total dititrasi pada pH 10 dengan indikator EBT. Kemudian Zn dan Cu dimasking dengan KCN, sehingga Mg dalam larutan dapat ditentukan. Setelah titik akhir tercapai, formaldehid ditambahkan untuk mendisosiasi kompleks Zn(CN)4, sehingga Zn dapat dibebaskan dan titrasi dilanjutkan untuk menentukan Zn dalam larutan, dan jumlah Cu dapat dihitung dari perbedaan titrasi dengan logam total.
    Selain EDTA, asam humat dan asam fulvat dikenal pengkelat alami karena mempunyai potensi pengompleksan logam dari kandungan oksigennya yang mengandung gugus fungsi seperti COOH, fenol dan C=O. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan pengkelat EDTA, asam humat dan asam fulvat pada penyerapan kontaminan logam Ni, As dan Hg yang terdapat dalam tanah (Lembang dan Sumedang) oleh tanaman bunga matahari (Helianthus annuus).
    Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan kelarutan logam dalam air dan penyerapan kontaminan oleh tanaman. Peningkatan tertinggi kelarutan logam teramati pada perlakuan penambahan EDTA 0,1% (b/v) dalam tanah Sumedang terkontaminasi As. Peningkatan tersebut sebesar 87,20 kali lebih besar daripada kontrol (tanpa pengkelat). Penyerapan logam tertinggi pada akar tanaman teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi Hg. Peningkatannya sebesar 0,57 kali lebih besar daripada kontrol. Penyerapan logam tertinggi pada batang tanaman teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi logam Ni sebesar 4,24 kali lebih besar daripada kontrol. Pengaruh penambahan pengkelat terlihat terjadi peningkatan penyerapan logam kontaminan pada bagian batang tanaman sedangkan pada bagian akar cenderung merata.
    Persentase terkecil logam yang tidak terekstrak air teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi Ni. Persentase tersebut sebesar 33,82%. Hal ini menunjukkan penambahan EDTA lebih efektif daripada asam humat dan fulvat dimana logam yang terekstrak air oleh asam humat dan fulvat masih diatas 80%.
    EDTA yang berfungsi sebagai Chelating Agent untuk aplikasi Personal Care, dll.EDTA adalah bahan kimia yang berfungsi mengikat ion2x atau zat-zat dalam air.

  6. selamat sore bu…
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ataupun tugas yang ibu berikan tadi dikelas pada 14 desember 2009, yang mengenai :
    a. apa chelate agent
    Chelate agent merupakan bagian yang spesial dari nutrisi yang dapat menfasilitasi absorpsi unsur hara yang tidak tersedia oleh tanaman . chelate itu juga merupakan gabungan beberapa anion , yang juga merupakan bagian dari unsur mikro . bila pada bagian tanaman ini tidak terdapat chelate, maka tanaman akan menjadi menderita dan kondisi tanaman menjadi tidak diinginkan.
    efek dari chelate itu sendiri :
    Cu 2+ + en Cu 2 + + en [Cu(en)] 2+ (1) [Cu (en)] 2 + (1)
    Cu 2+ + 2 MeNH 2 Cu 2 + + 2 MeNH 2 [Cu(MeNH 2 ) 2 ] 2+ (2) [Cu (MeNH 2) 2] 2 + (2)

    Dalam kondisi yang sama konsentrasi tembaga dan ketika konsentrasi methylamine adalah dua kali konsentrasi etilendiamin, konsentrasi kompleks akan lebih besar daripada konsentrasi kompleks.Dan Dalam ilmu bumi, kimia pelapukan tersebut diberikan untuk agen Chelating organik, misalnya peptida dan gula, yang ekstrak ion logam dari mineral dan batu. Kebanyakan kompleks logam di lingkungan dan di alam terikat dalam suatu bentuk cincin chelate, misalnya dengan sebuah humik asam atau protein. . Dengan demikian, logam chelates relevan dengan mobilisasi logam dalam tanah, pengambilan dan akumulasi logam dalam tanaman dan mikro-organisme.Selektif chelation dari logam berat relevan dengan Bioremediasi, misalnya penghapusan dari 137 Cs dari limbah radioaktif.

    sedangkan
    b. apa itu EDTA
    EDTA adalah singkatan dari Ethylene Diamine Tetra Acid, yaitu asam amino yang dibentuk dari protein makanan. Zat ini sangat kuat menarik ion logam berat (termasuk kalsium) dalam jaringan tubuh dan melarutkannya.
    Dalam praktek, kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan (a) mengubah-ubah pH dan (b) adanya zat-zat pengkompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat untuk suatu pH tertentu dalam larutan air EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat untuk kondisi-kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi. Jelaslah bahwa efek dari kedua faktor ini perlu kita teliti dengan agak terperinci.
    (a) Efek pH. Tetapan kestabilan nampak pada suatu pH tertentu dapat dihitung dari angka banding K/a, diamana a adalah angka banding dari EDTA total yang tak tergabung (dalam semua bentuk) terhadap EDTA dalam bentuk Y4-. Begitulah KH, tetapan kesatbilan namapak untuk kompleks logam EDTA pada suatu pH tertentu, dapat ditulis dari pernyatan.
    log KH = log K – log a (7)
    (b) Efek zat-zat pengkompleks lain. Jika suatu zat pengkompleks lain (misalnya NH3) juga terdapat dalam larutan, maka dalam persamaan (6), [Mn+] akan berkurang karena pengkompleksan ion logam itu dengan molekul-molekul amonia. Pengurangan dalam konsentrasi efektif, ini akan mudah ditunjukkan, denganmenampilkan suatu faktor b, yang didefinisikan sebagai angka banding (dari) jumlah konsentrasi semua bentuk ion logam yang tak terkomplekkan dengan EDTA terhadap konsentrasi ion sederhana (terhidrasi). Maka tetapan kestabilan namapak dari kompleks Logam EDTA, jika kita perhitungkan efek-efek baik dari pH maupun dari adanaya zat-zat pengkompleks lain, diberikan oleh :
    log KHZ = log K – log a -log b
    Dalam titrasi asam basa, titik akhir umumnya dideteksi dengan indikator. Pada titrasi EDTA, suatu indikator yang peka ion logam (disingkat indikator-logam atau indikator ion-logam) sering digunkan untuk mendeteksi perubahan-perubahan pH. Indikator demikian (yang mengandung jenis-jenis gugusan-guusan sepit dan umumnya memiliki sistem resonansi yang khas pada zat warna) membentuk kompleks dengan ion-ion logam khusus. Kompleks-kompleks ini berbeda warnanya dari indikator yang bebas, dan akibatnya, terjadilah perubahan warba yang mendadak pada titik ekivalen. Titik akhit titrasi dapat juga dievaluasi dengan lain-lain metode, yang meliputi teknik-teknik potensiometri, amperometri, konduktometri, dan spektrofotometri.
    Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrom black T. Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya penggangguan Cu bebas dari pipa – pipa saluran air dapat dimasking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadang kala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresipitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan. Bagaimana juga indikator Patton-Reeder terbaik untuk penentuan kalsium dalam air sudah dibandingkan dengan indikator lain.
    Contoh lain adalah titrasi campuran Mg, Cu, Zn tanpa pemisahan pendahuluan, dengan memenfaatkan reaksi masking-demasking selama titrasi dengan EDTA. Logam total dititrasi pada pH 10 dengan indikator EBT. Kemudian Zn dan Cu dimasking dengan KCN, sehingga Mg dalam larutan dapat ditentukan. Setelah titik akhir tercapai, formaldehid ditambahkan untuk mendisosiasi kompleks Zn(CN)4, sehingga Zn dapat dibebaskan dan titrasi dilanjutkan untuk menentukan Zn dalam larutan, dan jumlah Cu dapat dihitung dari perbedaan titrasi dengan logam total.
    Selain EDTA, asam humat dan asam fulvat dikenal pengkelat alami karena mempunyai potensi pengompleksan logam dari kandungan oksigennya yang mengandung gugus fungsi seperti COOH, fenol dan C=O. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan pengkelat EDTA, asam humat dan asam fulvat pada penyerapan kontaminan logam Ni, As dan Hg yang terdapat dalam tanah (Lembang dan Sumedang) oleh tanaman bunga matahari (Helianthus annuus).
    Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan kelarutan logam dalam air dan penyerapan kontaminan oleh tanaman. Peningkatan tertinggi kelarutan logam teramati pada perlakuan penambahan EDTA 0,1% (b/v) dalam tanah Sumedang terkontaminasi As. Peningkatan tersebut sebesar 87,20 kali lebih besar daripada kontrol (tanpa pengkelat). Penyerapan logam tertinggi pada akar tanaman teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi Hg. Peningkatannya sebesar 0,57 kali lebih besar daripada kontrol. Penyerapan logam tertinggi pada batang tanaman teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi logam Ni sebesar 4,24 kali lebih besar daripada kontrol. Pengaruh penambahan pengkelat terlihat terjadi peningkatan penyerapan logam kontaminan pada bagian batang tanaman sedangkan pada bagian akar cenderung merata.
    Persentase terkecil logam yang tidak terekstrak air teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi Ni. Persentase tersebut sebesar 33,82%. Hal ini menunjukkan penambahan EDTA lebih efektif daripada asam humat dan fulvat dimana logam yang terekstrak air oleh asam humat dan fulvat masih diatas 80%.
    EDTA yang berfungsi sebagai Chelating Agent untuk aplikasi Personal Care, dll.EDTA adalah bahan kimia yang berfungsi mengikat ion2x atau zat-zat dalam air.

  7. Selamat sore bu’,,
    berikut ini adalah jawaban saya yang mengenai apa itu Chelate agents dan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid)?
    Chelate agents atau biasa disebut dengan agen kelat yaitu Berasal dari asam -asam organik,, yang mana agen kelat berfungsi mencegah presipitasi Al-P dengan asam organik seperti asam aksalat dan asam sitrat.
    EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) yaitu Merupakan bahan pengkelat tanah,diman dengan memberikan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) dapat meningkatkan ketersediaan logam ditanah, karna logam ditanh mempunyai keterbatasan kelarutan dalam air untuk diserap oleh tanaman, oleh karena itu perlunya penambahan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid).

  8. Selamat sore bu’,,

    berikut ini adalah jawaban saya yang mengenai apa itu Chelate agents dan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid)?

    Chelate agents atau biasa disebut dengan agen kelat yaitu Berasal dari asam -asam organik,, yang mana agen kelat berfungsi mencegah presipitasi Al-P dengan asam organik seperti asam aksalat dan asam sitrat.

    EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) yaitu Merupakan bahan pengkelat tanah,dimana dengan memberikan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) dapat meningkatkan ketersediaan logam ditanah, karna logam ditanah mempunyai keterbatasan kelarutan dalam air untuk diserap oleh tanaman, oleh karena itu perlunya penambahan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid).

  9. Selamat sore bu’,,

    berikut ini adalah jawaban saya yang mengenai apa itu Chelate agents dan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid)?

    Chelate agents atau biasa disebut dengan agen kelat yaitu berasal dari asam – asam organik,, yang mana agen kelat berfungsi mencegah presipitasi Al-P dengan asam organik seperti asam aksalat dan asam sitrat.

    EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) yaitu Merupakan bahan pengkelat tanah,dimana dengan memberikan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) dapat meningkatkan ketersediaan logam ditanah, karna logam ditanah mempunyai keterbatasan kelarutan dalam air untuk diserap oleh tanaman, oleh karena itu perlunya penambahan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid).

  10. Akbar Wira Hadikusuma

    Selamat malam Bu’ Made…
    Nama saya Akbar Wira Hadikusuma, izinkan saya untuk memberikan jawaban mengenai pengertian dari Chelate agen dan EDTA…

    Chelation adalah pembentukan atau kehadiran dua atau lebih terpisah binding antara polydentate (multiple berikat) ligan dan satu atom pusat. Biasanya ini ligan adalah senyawa organik, dan disebut chelants, chelators, Chelating agen, atau agen sequestering. Ligan membentuk kompleks kelat dengan substrat.Chelate kompleks dibandingkan dengan kompleks koordinasi dengan monodentate ligan, yang membentuk satu ikatan dengan atom pusat. Chelants, menurut ASTM-A-380, adalah “bentuk bahan kimia yang larut, molekul kompleks dengan ion logam tertentu, menonaktifkan ion sehingga mereka biasanya tidak dapat bereaksi dengan unsur atau ion lain untuk menghasilkan presipitat atau skala.” Kata khelasi berasal dari Yunani χηλή, chelè, yang berarti cakar; yang ligan terletak di sekitar atom pusat seperti cakar sebuah lobster.
    Di alam Hampir semua biokimia menunjukkan kemampuan untuk melarutkan logam tertentu kation. Dengan demikian, protein, polisakarida, dan asam polynucleic sangat baik bagi banyak polydentate ligan ion logam. Selain adventitious chelators ini, beberapa biomolekul diproduksi untuk mengikat secara khusus logam tertentu (lihat bagian berikutnya). Histidine, malat dan phytochelatin adalah khas chelators digunakan oleh tanaman. Dalam biokimia dan mikrobiologi Hampir semua fitur metalloenzymes logam yang chelated, biasanya untuk peptida atau kofaktor dan kelompok prostetik. seperti agen Chelating meliputi porfirin cincin dalam hemoglobin dan klorofil. Banyak spesies mikroba menghasilkan pigmen larut air yang berfungsi sebagai agen Chelating, disebut siderophores. Sebagai contoh, spesies Pseudomonas diketahui mengeluarkan pycocyanin dan pyoverdin yang mengikat besi. Enterobactin, diproduksi oleh E. coli. coli, adalah agen Chelating kuat dikenal. Dalam geologi .Dalam ilmu bumi, kimia pelapukan tersebut diberikan untuk agen Chelating organik, misalnya peptida dan gula, yang ekstrak ion logam dari mineral dan batu. Kebanyakan kompleks logam di lingkungan dan di alam terikat dalam suatu bentuk cincin chelate, misalnya dengan sebuah humik asam atau protein. Dengan demikian, logam chelates relevan dengan mobilisasi logam dalam tanah, pengambilan dan akumulasi logam dalam tanaman dan mikro-organisme. Selektif chelation dari logam berat relevan dengan Bioremediasi, misalnya penghapusan dari 137 Cs dari limbah radioaktif. Aplikasi Chelators digunakan dalam analisis kimia, sebagai pelunak air, dan bahan dalam banyak produk komersial seperti shampoo dan makanan pengawet. Asam sitrat digunakan untuk melunakkan air dalam sabun dan cuci deterjen. Chelator sintetis yang umum adalah EDTA. Phosphonates juga dikenal Chelating agen Chelators digunakan dalam program pengolahan air dan khusus dalam rekayasa uap, misalnya, sistem pengolahan air boiler: Water Treatment Chelant sistem.

    EDTA adalah initialism digunakan secara luas untuk senyawa kimia asam ethylenediaminetetraacetic (yang memiliki banyak nama lain). EDTA adalah asam karboksilat polyamino dengan rumus [CH2N (CH2CO2H)2]. Ini berwarna, padat larut air secara luas digunakan untuk melarutkan skala. Kegunaannya timbul karena perannya sebagai agen Chelating, yaitu kemampuannya untuk “menyita” logam ion seperti Ca2 + dan Fe3 +. Setelah terikat oleh EDTA, ion logam dalam larutan tetapi tetap menunjukkan reaktivitas berkurang. EDTA diproduksi sebagai beberapa garam, terutama kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
    Sintesis
    Senyawa ini pertama kali dijelaskan pada 1935 oleh Ferdinand Munz, yang mempersiapkan senyawa dari etilendiamin dan asam kloroasetat. Hari ini, EDTA terutama disintesis dari etilendiamin (1,2-diaminoethane), formaldehid (metanal), dan natrium sianida. ute ini menghasilkan garam natrium, yang dapat dikonversi di langkah berikutnya ke dalam bentuk asam:
    H 2 NCH 2 CH 2 NH 2 + 4 CH 2 O + 4 NaCN + 4 H 2 O → (NaO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 NH 3 H 2 NCH 2 CH 2 NH 2 + 4 CH 2 O + 4 NaCN + 4 H 2 O → (NAO 2 CCH 2) 2 NCH 2 CH 2 N (CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 NH 3
    (NaO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 HCl → (HO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 H) 2 + 4 NaCl (Nao 2 CCH 2) 2 NCH 2 CH 2 N (CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 HCl → (HO 2 CCH 2) 2 NCH 2 CH 2 N (CH 2 CO 2 H) 2 + 4 NaCl
    Dengan cara ini, sekitar 80 juta kilogram yang diproduksi setiap tahun. Kotoran cogenerated oleh rute ini termasuk glisin dan asam nitrilotriacetic; mereka muncul dari reaksi amonia coproduct.
    Terima kasih Bu’ Made…
    Selamat malam..

  11. Selamat sore Buk’ Made,

    Nama saya Jayantri marselia, saya akan memberikan jawaban mengenai pengertian dari Chelate agen dan EDTA…

    Chelating agent adalah Asam-asam yang mampu mengikat logam-logam dengan membentuk kompleks-kompleks yang stabil sehingga logam-logam tersebut tak dapat terlibat dalam reaksi-reaksi kimia.
    atau,Chelation adalah pembentukan atau kehadiran dua atau lebih yang terpisah oleh binding antara polydentate (multiple berikat) ligan dan satu atom pusat.
    chelating Berfungsi :
    – mencegah diskolorasi: rekasioksidasi, PE,
    – pembentukan kekeruhan(cloud) dalam sari buah akibat reaksi logam dengan asam amino, protein, polifenol, tanin dan lignin.

    Jenis-jenis chelaing agent yaitu asam sitrat, a. malat, a. Fumarat, a. suksinat, a. adipat, a. tartrat.

    chelating agent alami tetapi tidak pernah digunakan dalam hubungan sebagai chelating agent, seperti senyawa polifenol, tanin, lignin, flavonoida dan sakarida-sakarida.

    EDTA adalah initialism digunakan secara bebas untuk senyawa kimia asam ethylenediaminetetraacetic (dengan banyak memiliki banyak nama lain). EDTA adalah asam karboksilat polyamino dengan rumus [CH2N (CH2CO2H)2].

  12. Nama saya Jayantri marselia, saya akan memberikan jawaban mengenai pengertian dari Chelate agen dan EDTA…

    Chelating agent adalah Asam-asam yang mampu mengikat logam-logam dengan membentuk kompleks-kompleks yang stabil sehingga logam-logam tersebut tak dapat terlibat dalam reaksi-reaksi kimia.
    atau,Chelation adalah pembentukan atau kehadiran dua atau lebih yang terpisah oleh binding antara polydentate (multiple berikat) ligan dan satu atom pusat.
    chelating Berfungsi :
    – mencegah diskolorasi: rekasioksidasi, PE,
    – pembentukan kekeruhan(cloud) dalam sari buah akibat reaksi logam dengan asam amino, protein, polifenol, tanin dan lignin.

    Jenis-jenis chelaing agent yaitu asam sitrat, a. malat, a. Fumarat, a. suksinat, a. adipat, a. tartrat.

    chelating agent alami tetapi tidak pernah digunakan dalam hubungan sebagai chelating agent, seperti senyawa polifenol, tanin, lignin, flavonoida dan sakarida-sakarida.

    EDTA adalah initialism digunakan secara bebas untuk senyawa kimia asam ethylenediaminetetraacetic (dengan banyak memiliki banyak nama lain). EDTA adalah asam karboksilat polyamino dengan rumus [CH2N (CH2CO2H)2].

    terima Kasih buk made,
    selamat sore…

  13. Chelating agen (kē’lātĭng). Senyawa organik tertentu mampu membentuk ikatan koordinat (lihat ikatan kimia) dengan logam melalui dua atau lebih atom dari senyawa organik; seperti senyawa organik disebut Chelating agen. Senyawa yang dibentuk oleh sebuah agen Chelating dan logam disebut kelat. Sebuah Chelating agen yang memiliki dua atom mengkoordinasikan disebut bergigi dua; satu yang memiliki tiga, tridentate; dan sebagainya. EDTA, atau ethylenediaminetetraacetate, (-O2CH2) 2NCH2CH2N (CH2CO2-) 2, adalah agen Chelating hexadentate umum. Klorofil adalah chelate yang terdiri dari ion magnesium bergabung dengan agen Chelating yang kompleks; heme, bagian dari hemoglobin dalam darah, adalah chelate besi. Agen Chelating penting dalam pencelupan tekstil, pelunakan air, dan enzim penonaktifan dan sebagai bacteriocides.

    * Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) adalah agen Chelating diproduksi sebagai rangkaian garam. Sebuah Chelating agen adalah bahan yang mengikat erat atau menangkap ion logam. Dow Chemical Company (Dow) adalah salah satu dari empat produsen utama di Amerika Serikat dan Eropa dari aminopolycarboxylic chelants. Diproduksinya di bawah nama dagang ™ Chelating VERSENE agen. EDTA jatuh ke dalam kategori ini chelant. Chelants, atau Chelating agen, dapat digunakan dalam pertanian, pengolahan makanan, pembersih dan detergen, pulp dan kertas manufaktur, tekstil manufaktur / Mewarnai dan air treatment.1 Lihat Produk Penggunaan.
    * Garam dari EDTA biasanya dijual sebagai larutan untuk mengendalikan / mengikat ion logam di atas rentang pH yang luas di berair (berbasis air) Garam dari EDTA systems.2 biasanya ada sebagai cairan kuning terang dan beberapa memiliki sedikit bau amina. Beberapa garam dijual sebagai serbuk kering. Tergantung pada pH produk, jika mereka ditangani secara tidak benar, mereka dapat menyebabkan luka bakar parah dan membakar mata ke mulut dan tenggorokan. Mereka dapat menyebabkan iritasi kulit dan dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru jika disedot. Informasi yang tersedia mendukung kesimpulan bahwa paparan garam EDTA pada tingkat yang ditemukan dalam formulasi produk (biasanya pada konsentrasi rendah) sama sekali tidak mempengaruhi kesehatan manusia. Lihat Informasi Kesehatan.
    * Occupational eksposur bergantung pada kondisi di mana garam EDTA yang digunakan. Di bawah kondisi api, garam EDTA dapat membusuk dan dapat mengandung asap beracun dan / atau mengganggu Exposure compounds.3 Lihat Potensi dan Bahaya Fisik Informasi.
    * Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, tidak ada indikasi efek berbahaya EDTA karena eksposur jangka panjang untuk konsentrasi rendah ditemukan di lingkungan. Tidak ada bukti bio-akumulasi garam dari perairan organisms.4 EDTA dalam Garam dari EDTA tidak lulus tes sebagai “mudah terurai.” Garam dari EDTA biodegrade akan sangat lambat di bawah kondisi lingkungan ambient.

    pustaka:
    http://en.wikipedia.org/wiki/Chelation
    http://www.spineuniverse.com/displayarticle.php/article1028.html
    http://www.answers.com/topic/chelation
    http://scifun.chem.wisc.edu/CHEMWEEK/Chelates/Chelates.html

  14. Siang bu…..
    Ini tugas nutrisi tanaman suci…. Tolong di baca ya bu!!!!

    EDTA merupakan agen pengkelat yang dapat yang memiliki 6 titik ikatan untuk setiap molekulnya. Apabila dia bereaksi dengan ion logam seperti Ba2+ maka akan terbentuk senyawa kompleks Ba-EDTA dimana 6 titik pengikat yang dimiliki EDTA semuanya akan mengikat ion Ba dengan arah tertentu (membentuk seperti bentuk octahedral) jadi reaksi stoikiometrinya adalah 1:1. Dan Biasanya EDTA terdapat dalam bentuk garam natriumnya yang lebih mudah larut.
    Banyak bahan kimia yang penting chelates biologis. Chelates memainkan peran penting dalam transportasi oksigen dan dalam fotosintesis. Selain itu, banyak katalis biologis (enzim) adalah chelates. Selain maknanya dalam organisme hidup, juga chelates ekonomis penting, baik sebagai produk dalam diri mereka sendiri dan sebagai agen dalam produksi bahan kimia lainnya.
    Sebuah chelate adalah senyawa kimia yang terdiri dari ion logam dan agen Chelating. Sebuah Chelating agen adalah molekul zat yang dapat membentuk beberapa obligasi untuk satu ion logam. Dengan kata lain, seorang agen Chelating adalah multidentate ligan. Sebuah contoh sederhana adalah agen Chelating etilendiamin.

    ethylenediamine etilendiamin
    Satu molekul dari etilendiamina dapat membentuk dua ikatan ke-ion logam transisi seperti nikel (II), Ni 2 +. Formulir Ikatan antara ion logam dan atom nitrogen dari etilendiamina. Nikel (II) ion dapat terbentuk enam ikatan seperti itu, jadi maksimum tiga etilendiamin molekul dapat dilampirkan ke satu Ni 2 + ion.
    Dalam dua struktur di sebelah kiri, kapasitas ikatan Ni 2 + ion diisi oleh molekul air. Setiap molekul air terbentuk hanya satu ikatan Ni 2 +, sehingga air bukan agen Chelating. Karena agen Chelating melekat ke ion logam oleh beberapa obligasi, chelates cenderung lebih stabil daripada membentuk kompleks dengan ligan monodentate seperti air.

  15. Selamat malam bu made..
    ini jawaban dari tugas yang ibu berikan, mengenai chelate agent dan EDTA. Semoga bermanfaat.

    Chelate merupakan istilah yang pertama kali diterapkan pada tahun 1920 oleh Sir Gilbert T. Morgan dan HDK Drew, yang menyatakan: “Kata sifat kelat, berasal dari cakar besar atau chele (Yunani) dari lobster atau udang-udangan lainnya, disarankan untuk kelompok caliperlike yang berfungsi sebagai menghubungkan dua unit dan kencangkan ke atom pusat sehingga menghasilkan heterosiklik cincin”.
    Chelate agent berfungsi memfasilitasi absorbsi unsur hara agar tersedia bagi tanaman, dimana dengan cara lain tidak bisa tersedia. Chelate agent bisa menyediakan unsur hara mikro.
    Dalam ilmu bumi, kimia pelapukan tersebut diberikan untuk chelating agent organik, misalnya peptida dan gula, yang ekstrak ion logam dari mineral dan batu. Kebanyakan kompleks logam di lingkungan dan di alam terikat dalam suatu bentuk cincin chelate, misalnya dengan sebuah humik asam atau protein. Chelator sintetis yang umum adalah EDTA. Phosphonates juga dikenal Chelating agen.
    Penggunaan chelating agent mendetoks beracun agen logam seperti merkuri, arsenik, dan memimpin dengan mengkonversi mereka ke sebuah bentuk inert secara kimiawi yang dapat dikeluarkan tanpa interaksi dengan tubuh.

    EDTA

    EDTA merupakan chelating agent paling penting yang digunakan dalam pemisahan logam lanthanide oleh pertukaran ion kromatografi. EDTA adalah asam karboksilat polyamino dengan rumus [CH 2 N (CH 2 CO 2 H) 2] 2. Kegunaannya timbul karena perannya sebagai agen Chelating, yaitu kemampuannya untuk “menyita” logam ion seperti Ca 2 + dan Fe 3 +. EDTA disintesis pada skala industri dari etilendiamin, formaldehida, dan sumber sianida (HCN atau NaCN).
    Senyawa ini pertama kali dijelaskan pada 1935 oleh Ferdinand Munz, yang mempersiapkan senyawa dari etilendiamin dan asam kloroasetat. [2] Hari ini, EDTA terutama disintesis dari etilendiamin (1,2-diaminoethane), formaldehid (metanal), dan natrium sianida. [ 3] Rute ini menghasilkan garam natrium, yang dapat dikonversi di langkah berikutnya ke dalam bentuk asam
    Hal yang tidak biasa dari EDTA adalah kemampuannya untuk chelate atau kompleks ion logam dalam 1:1 logam-untuk-EDTA kompleks. Deprotonated penuh bentuk (semua asam hidrogen dihapus) dari EDTA mengikat ion logam. Kesetimbangan atau konstanta pembentukan bagi kebanyakan logam, khususnya logam transisi, sangat besar, maka reaksi dialihkan ke kompleks. Banyak reaksi tergantung pH, terutama yang lebih lemah membentuk kompleks dengan Ca +2 atau Mg 2.
    EDTA dapat ditemukan di banyak air alami dan terjadi pada tingkat lebih tinggi dalam limbah air limbah. berguna dalam pertanian termasuk hidroponik, terutama di Calcareous tanah..Jika tidak, di dekat-pH netral, besi (III) membentuk garam tidak larut, yang kurang Ketersediaan hayati.

  16. Selamat malam bu made..
    ini jawaban dari tugas yang ibu berikan, mengenai chelate agent dan EDTA. Semoga bermanfaat.

    Chelate merupakan istilah yang pertama kali diterapkan pada tahun 1920 oleh Sir Gilbert T. Morgan dan HDK Drew, yang menyatakan: “Kata sifat kelat, berasal dari cakar besar atau chele (Yunani) dari lobster atau udang-udangan lainnya, disarankan untuk kelompok caliperlike yang berfungsi sebagai menghubungkan dua unit dan kencangkan ke atom pusat sehingga menghasilkan heterosiklik cincin”.
    Chelate agent berfungsi memfasilitasi absorbsi unsur hara agar tersedia bagi tanaman, dimana dengan cara lain tidak bisa tersedia. Chelate agent bisa menyediakan unsur hara mikro.
    Dalam ilmu bumi, kimia pelapukan tersebut diberikan untuk chelating agent organik, misalnya peptida dan gula, yang ekstrak ion logam dari mineral dan batu. Kebanyakan kompleks logam di lingkungan dan di alam terikat dalam suatu bentuk cincin chelate, misalnya dengan sebuah humik asam atau protein. Chelator sintetis yang umum adalah EDTA. Phosphonates juga dikenal Chelating agen.
    Penggunaan chelating agent mendetoks beracun agen logam seperti merkuri, arsenik, dan memimpin dengan mengkonversi mereka ke sebuah bentuk inert secara kimiawi yang dapat dikeluarkan tanpa interaksi dengan tubuh.

    EDTA

    EDTA merupakan chelating agent paling penting yang digunakan dalam pemisahan logam lanthanide oleh pertukaran ion kromatografi. EDTA adalah asam karboksilat polyamino dengan rumus [CH 2 N (CH 2 CO 2 H) 2] 2. Kegunaannya timbul karena perannya sebagai agen Chelating, yaitu kemampuannya untuk “menyita” logam ion seperti Ca 2 + dan Fe 3 +. EDTA disintesis pada skala industri dari etilendiamin, formaldehida, dan sumber sianida (HCN atau NaCN).
    Senyawa ini pertama kali dijelaskan pada 1935 oleh Ferdinand Munz, yang mempersiapkan senyawa dari etilendiamin dan asam kloroasetat. [2] Hari ini, EDTA terutama disintesis dari etilendiamin (1,2-diaminoethane), formaldehid (metanal), dan natrium sianida. Rute ini menghasilkan garam natrium, yang dapat dikonversi di langkah berikutnya ke dalam bentuk asam
    Hal yang tidak biasa dari EDTA adalah kemampuannya untuk chelate atau kompleks ion logam dalam 1:1 logam-untuk-EDTA kompleks. Deprotonated penuh bentuk (semua asam hidrogen dihapus) dari EDTA mengikat ion logam. Kesetimbangan atau konstanta pembentukan bagi kebanyakan logam, khususnya logam transisi, sangat besar, maka reaksi dialihkan ke kompleks. Banyak reaksi tergantung pH, terutama yang lebih lemah membentuk kompleks dengan Ca +2 atau Mg 2.
    EDTA dapat ditemukan di banyak air alami dan terjadi pada tingkat lebih tinggi dalam limbah air limbah. berguna dalam pertanian termasuk hidroponik, terutama di Calcareous tanah..Jika tidak, di dekat-pH netral, besi (III) membentuk garam tidak larut, yang kurang Ketersediaan hayati.

  17. Met malam ibu…
    ini tugas nutrisi tanaman saya, mengenai EDTA dan chelate agent..

    EDTA ( ethylenediamine tetraacetate) adalah suatu contoh yang baik dari umum chelating agen yang mempunyai atom zat lemas dan rantai pendek/singkat carboxylic menggolongkan. Garam Sodium EDTA digunakan sebagai suatu penawar racun untuk peracunan metal, suatu pencegah pembekuan darah, dan suatu ramuan di dalam berbagai deterjen. Chelating agen adalah dalam bidang penting sabun, deterjen, tekstil yang sekarat, air yang mengurangi, penyepuhan dan penyelesaian metal, bubur kayu dan catatan/kertas, tindakan menonaktifkan enzim, memotret ilmu kimia, dan bacteriocides.
    EDTA (etilendiamin tetraacetate) adalah contoh yang baik Chelating Common agen yang memiliki atom nitrogen dan kelompok karboksilat rantai pendek. The sodium salt of EDTA is used as an antidote for metal poisoning, an anticoagulant, and an ingredient in a variety of detergents. Garam natrium EDTA digunakan sebagai obat penawar keracunan logam, sebuah antikoagulan, dan bahan dalam berbagai deterjen. Chelating agents are important in the field of soap, detergents, textile dyeing, water softening, metal finishing and plating, pulp and paper, enzyme deactivation, photo chemistry, and bacteriocides. Agen Chelating penting dalam bidang sabun, detergen, pewarna tekstil, pelunakan air, finishing dan plating logam, pulp dan kertas, enzim penonaktifan, foto kimia, dan bacteriocides.

    EDTA:
    Edetic acid; Ethylenedinitrilotetraacetic acid; EDTA, free base; EDTA free acid; Ethylenediamine-N,N,N’,N’-tetraacetic acid; Hampene; Versene; N,N’-1,2-Ethane diylbis-(N-(carboxymethyl)glycine); ETHYLENEDIAMINE TETRA-ACETIC ACID Edetic asam; Ethylenedinitrilotetraacetic asam; EDTA, free basis; EDTA asam bebas; etilendiamin-N, N, N ‘, n’-tetraacetic asam; Hampene; Versene; N, n’-1 ,2-Etana diylbis-(N-( carboxymethyl) glisin); etilendiamin TETRA-asam asetat

    Chelation adalah kombinasi kimia dengan logam di kompleks di mana logam merupakan bagian dari sebuah cincin. Organic ligand is called chelator or chelating agent, the chelate is a metal complex. Ligan organik disebut Chelating chelator atau agen, chelate adalah logam kompleks. The larger number of ring closures to a metal atom is the more stable the compound. Angka yang lebih besar cincin penutupan ke atom logam yang lebih stabil kompleks. This phenomenon is called the chelate effect; it is generally attributed to an increase in the thermodynamic quantity called entropy that accompanies chelation. Fenomena ini disebut efek kelat; itu umumnya dikaitkan dengan meningkatnya kuantitas termodinamika disebut entropi yang menyertai chelation. The stability of a chelate is also related to the number of atoms in the chelate ring. Stabilitas chelate juga terkait dengan jumlah atom di chelate cincin. Monodentate ligands which have one coordinating atom like H2O or NH3 are easily broken apart by other chemical processes, whereas polydentate chelators, donating multiple binds to metal ion, provide more stable complexes. Monodentate ligan yang memiliki satu atom koordinasi seperti H2O atau NH3 mudah dipecah dengan proses kimia lainnya, sedangkan polydentate chelators, menyumbangkan beberapa mengikat ion logam, menyediakan lebih stabil kompleks. Chlorophyll, green plant pigment, is a chelate that consists of a central magnesium atom joined with four complex chelating agent (pyrrole ring). Klorofil, pigmen tanaman hijau, adalah chelate yang terdiri dari atom magnesium pusat bergabung dengan empat kompleks agen Chelating (Pirola cincin). The molecular structure of the chlorophyll is similar to that of the heme bound to proteins to form hemoglobin, except that the latter contains iron(II) ion in the center of the porphyrin. Struktur molekul klorofil mirip dengan yang ada pada heme terikat pada protein untuk membentuk hemoglobin, kecuali bahwa yang terakhir mengandung besi (II) ion di pusat porfirin. Heme is an iron chelate. Heme adalah chelate besi. Chelation is applied in metal complex chemistry, organic and inorganic chemistry, biochemistry, and environment protection. Chelation diterapkan di kompleks logam kimia, kimia organik dan anorganik, biokimia, dan perlindungan lingkungan. It is used in chemotherapeutic treatments for metal poisoning. Digunakan dalam perawatan kemoterapi keracunan logam. Chelating agents offers a wide range of sequestrants to control metal ions in aqueous systems. Agen Chelating menawarkan berbagai sequestrants untuk mengendalikan ion logam dalam sistem berair. By forming stable water soluble complexes with multivalent metal ions, chelating agents prevent undesired interaction by blocking normal reactivity of metal ions. EDTA (ethylenediamine tetraacetate) is a good example of common chelating agent which have nitrogen atoms and short chain carboxylic groups. Dengan membentuk kompleks larut air yang stabil dengan ion logam multivalent, agen Chelating mencegah interaksi yang tidak diinginkan dengan menghambat reaktivitas normal ion logam.

    APLIKASI
    Photography, Detergent, Chemical plating, Electroplating without cyanide, cleaning agent, plastic additives, printing of cotton and chemical fiber, industrial desulfation, inhibitor for plant growth, printing ink, medicine, paper and food industry. Fotografi, Detergent, Kimia plating, Electroplating tanpa sianida, zat pembersih, aditif plastik, pencetakan dari serat kapas dan bahan kimia, industri desulfation, inhibitor bagi pertumbuhan tanaman, tinta cetak, kedokteran, kertas dan industri makanan. Water treatment chemical, Agriculture Pengolahan air kimia, Pertanian

    SPECIFICATION SPESIFIKASI

    PROPERTY PROPERTY
    1. 1. DTPA DTPA
    2. 2. EDTA EDTA
    3. 3. NTA NTA

    Appearance Penampilan
    1. 1. White powder Bedak putih
    2. 2. White powder Bedak putih
    3. 3. White to off-white Putih untuk off-putih
    crystalline powder kristal bubuk

    Assay Assay
    1. 1. 99 wt% min as H5 DPTA 99 wt% min sebagai H5 DPTA
    2. 2. 99 wt% as H4 EDTA 99 wt% sebagai H4 EDTA
    3. 3. 98 wt% min as H3 NTA 98 wt% min sebagai H3 NTA

    Chelation Value Chelation Nilai
    1. 1. 2.5 mmol/g 2,5 mmol / g
    2. 2. 3.39 mmol/g 3,39 mmol / g
    3. 3. 5.2 mmol/g 5,2 mmol / g

    pH pH
    1. 1. 2.1-2.5 (saturated sol.) 2,1-2,5 (jenuh sol.)
    2. 2. 2.5-3.0 (saturated sol.) 2,5-3,0 (jenuh sol.)
    3. 3. 1.7-2.7 (1% aqueous sol.) 1,7-2,7 (1% berair sol.)

    Water Solubility Kelarutan air
    1. 1. 0.5 wt% max at 25°C Max 0,5 wt% pada 25 ° C
    2. 2. 0.1 wt% max at 25°C Max 0,1 wt% pada 25 ° C
    3. 3. 0.15 wt% max at 25°C 0,15 wt% max pada 25 ° C

    terima kasih bu……..

  18. selamat sore bu…
    saya ingin menjawab tugas yang tadi ibu berikan dikelas, yaitu :
    1. hubungan antara asimilasi N dan Fiksasi N
    jawab :
    Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3),
    molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992). Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akanberasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang
    dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998). Nitrogen organic diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organic dan senyawa N-kompleks lainnya (Mas’ud, 1993).
    FIKSASI NITROGEN
    Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan
    berasosiasi dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis
    Produksi nitrogen bebas dari senyawa-senyawa organic
    tidaklah melalui aksi mikroorganisme, namun terbentuk secara tidak langsung oleh saling tindak antara asam nitrat bebas dengan senyawa amino, yang keduanya dihasilkan secara bersama melalui biang bakteri (Mas’ud, 1993). Menurut Rompas (1998), dalam keadaan anaerob, bakteri aerob dapat memanfaatkan nitrat untuk menggantikan oksigen sebagai penerima elektron, sehingga mengurangi gas-gas produk akhir seperti NO, N2O atau N2, tahapan dalam nitrifikasi adalah sebagai berikut:
    NH 4+ + 2O2NO3- + H2O + 2H
    Gas dinitrogen dan nitrogen oksida adalah dua komponen produk akhir
    yang sangat penting dan N2 biasanya diproduksi dari N2O sedang dari NO
    dapat terjadi tetapi dalam kondisi tertentu. Terbentuknya N2O dan N2 tidak
    saja dari nitrat selama respirasi, tetapi dapat juga konversi dengan cara
    asimilasi ke NH4+ dalam komponen organic biomasa. Tentu pula
    mikroorganisme dapat merubah NO3- ke NH4+ melalui mekanisme diasimilasi
    pada kondisi anaerob, mekanisme ini bersama denitrifikasi adalah proses
    memanfaatkan energi.
    Asimilasi N menjadi NO3- terjadi akibat proses reduksi dan proses persenyawaan. Amonium -N dalam proses asimilasi juga melibatkan proses persenyawaan. Proses Persenyawaan N dari molekul N2 tergantung pada proses awal dari N2 menjadi NH3 yang selanjutnya dimetabolisme oleh proses persenyawaan.
    maka dalam hal ini, terjadi hubungan timbal balik antara asimilasi dan fiksasi N terutama didalam proses pertumbuhan tanaman .
    2. hubungan antara bentuk asimilasi N dan asimilasi lainnya, yaitu :
    jawab :
    Karbon diperoleh dalam bentuk senyawa CO2 dari atmosfir dan bisa juga dari senyawa HC3 dalam larutan tanah. Senyawa ini diasimilasikan oleh karboksilase membentuk gugusan karboksilase baru. Proses asimilisasi C secara simultan juga diikuti oleh proses asimilasi O, jadi tidak hanya C sendiri tetapi juga CO2 atau HCO3. Hidrogen diambil dari air pada larutan tanah atau di bawah kondisi atmosfir yang humid. Dalam proses fotosintetis H2O direduksi menjadi H (fotolisis). Proses tansfer ini melalui beberapa proses dan menggunakan senyawa organik yang menghasilkan reduksi nikotinamida adenin dinukleotida (NAD +) yang kemudian direduksi menjadi senyawa NADPH. Ini merupakan koenzim yang sangat penting dalam proses reduksi-oksidasi, seperti NADPH dapat ditansfer dalam bentuk H menjadi sejumlah senyawa yang berbeda-beda. Nitrogen diperlukan tanaman dalam bentuk nitrat atau ion amonium dari larutan atau gas N2 dari atmosfir. Proses yang terakhir disebut Fiksasi molekular N2 dan melalui beberapa organisme (Rhizobium, Actinomyces alni) yang bersimbiosis pada tumbuhan tingkat tinggi. Asimilasi N menjadi NO3- terjadi akibat proses reduksi dan proses persenyawaan. Amonium -N dalam proses asimilasi juga melibatkan proses persenyawaan. Proses Persenyawaan N dari molekul N2 tergantung pada proses awal dari N2 menjadi NH3 yang selanjutnya dimetabolisme oleh proses persenyawaan. Asimilasi sulfat (S) menjadi NO3 -N seperti pada reduksi SO42- menjadi gugus -SH. Sulfur tidak saja diperoleh dari larutan tanah dalam bentuk SO42- tetapi juga diabsorpsi dari SO2 dari atmosfir. Reaksi C,H,O,N,dan S menjadi molekul merupakan proses metabolisme fisiologis yang sangat penting bagi tumbuhan. Hal ini akan diuraikan secara mendalam.Namun pada bagian ini hanya disebutkan beberapa unsur pokok dari material organik tumbuhan yang diasimilasi dalam reduksi fisiologis yang kompleks.Dan brdasarkan keterangan diatas, terdapatlah hubungan antara bentuk asimilasi N dengan asimilasi lainnya.
    untuk bahan ” pengambilan unsur hara dan asimilasi” akan saya coba kirim ulang nanti ya bu….
    makasih sebelum dan sesudahnya…

  19. selamat sore bu..
    saya akan mencoba menjawab pertanyaan ibu:
    1. adakah hubungan asimilasi N dan fiksasi N!
    jawab :
    sebelumnya AsimilasiTumbuhan mengkonversi NO3- ke campuran N organik, mencakup asam amino, purin, dan pyrimidin. NO3- (kebanyakan bentuk oksidasi +5) direduksi menjadi N (bentuk oxidation organik -3). Tumbuhan dapat juga menggunakan NH3 dan organik N. Keseluruhan 8-elektron reduksi diuraikan oleh persamaan berikut :

    Tahap asimilasi pertama adalah reduksi NO3- ke NO2-, yang mana dikatalisasi oleh enzim NO3- reductase. Reduski yang berikut NO2- ke NH4+ dikatalisasi oleh nitrite reductase. Proses dimana NH4+ disatukan ke dalam asam amino yang disebut aminasi.

    sedangkan fiksasi N itu sendiri
    Fiksasi N adalah proses dimana N2 di atmosfir dikonversi ke campuran yang dapat digunakan oleh tananam. Itu adalah suatu proses alami yang difasilitasi oleh jasad renik tertentu dan proses industri yang memerlukan sejumlah energi yang besar. Walaupun semua organisme memerlukan campuran N, sangat sedikit yang bisa menggunakan N2, yang paling melimpah bentuk unsur yang siap dimanfaatkan. Kebanyakan organisme memerlukan bentuk N yang difiksasi dalam wujud NH3, NO3-, NO2-, atau N organik. Jumlah N yang difiksasi mungkin adalah faktor kunci yang membatasi didalam kemampuan bumi untuk mendukung kehidupan.

    Molekul N2 secara relatif tidak reaktif dan lemah. Itu berkombinasi dengan unsur-unsur lain hanya pada temperatur dan tekanan tinggi atau dihadapan suatu katalisator. N dapat difiksasi dalam wujud beberapa oksida. Dua sumber N oksida adalah mesin pembakaran internal dan pencahayaan. Mesin pembakaran internal menghasilkan NO dan NO2 sebab temperatur internal yang tinggi dan disebabkan tekanan N2 di atmosfir dan O2 untuk bereaksi. Lucutan elektris tegangan tinggi, seperti petir, dapat mengoxidasi N2. Cyanobacteria (Blue-Green algae) dan bakteri berhubungan dengan kacang-kacangan dapat memperbaiki N2 dengan menguranginya ke ammoniacal (seperti amoniak) N, kebanyakan dalam wujud asam amino. N2 direduksi menjadi NH3 yang secara industri menggunakan temperatur tinggi, tekanan, dan suatu katalisator. Produksi NH3 industri bahan kimia kedua terbesar di Amerika Serikat, dengan produksi tahunan 17.2 juta metric ton (14.2 juta metric ton N).

    Pada waktu sebelum industrial, fiksasi alami dari gas N2 di atmosfir diperkirakan mencapai 40 sampai 200 juta metric ton N/Tahun oleh ekositem laut dan 90 sampai 130 juta metric ton N/Tahun oleh ekosistem daratan/terestrial (Galloway, 1998). Petir menghasilkan kira-kira 9.4 juta metric ton N oksida setiap tahun. Perkiraan[dari fiksasi N2 yang global anthropogenik meliputi 80 juta metrik tons/tahun bahan kimia pupuk N, 20 juta metric ton N/Tahun yang dilepaskan oleh pembakaran, 25 juta metric ton N/Tahun yang difiksasi oleh tananaman pertanian penfiksasian N kacang-kacangan, dan 25 juta ton N yang didaur ulang dengan kurang baik menggambarkan limbah anthropogenik (Kinzig dan Socolow, 1994; Galloway et al., 1995; Galloway, 1998; Smil, 1999). Produksi USA pada Tahun 1999 mencakup kira-kira 17 juta metric ton dari NH3 anhydous, 7 juta metric ton ammonium nitrat, 3 juta metric ton ammonium sulfat, dan 8 juta metric ton asam nitrit (Anon, 2000). Perkiraan pembakaran meliputi oksidasi organik-N pada batubara dan minyak untuk NO. Walaupun ini bukan fiksasi N2, beberapa peneliti merasakan itu adalah setara dengan fiksasi N2 sebab organik N akan tidak tersedia untuk siklus di biosphere (Vitousek et al., 1997).

    Adalah menarik untuk dicatat bahwa jumlah N2 yang dilepaskan oleh pembakaran dan produksi pupuk menjadi sama besarnya sebagai yang diperkirakan biologi terestrial dari fiksasi N.

    berdasarkan keterangan diatas, dapat saya simpulkan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara fiksasi N dan asimilasi N dimana pada keduanya memerlukan bahan yang sama didalam menjalankan fungsinya seperti No2- dan No3- didalam menjalankanfungsinya pada tumbuhan.

    sedangkan
    2. hubungan antara asimilasi N dan Asimilasi Lainnya yaitu :
    didalam Karbon diperoleh dalam bentuk senyawa CO2 dari atmosfir dan bisa juga dari senyawa HC3 dalam larutan tanah. Senyawa ini diasimilasikan oleh karboksilase membentuk gugusan karboksilase baru. Proses asimilisasi C secara simultan juga diikuti oleh proses asimilasi O, jadi tidak hanya C sendiri tetapi juga CO2 atau HCO3. Hidrogen diambil dari air pada larutan tanah atau di bawah kondisi atmosfir yang humid. Dalam proses fotosintetis H2O direduksi menjadi H (fotolisis). Proses tansfer ini melalui beberapa proses dan menggunakan senyawa organik yang menghasilkan reduksi nikotinamida adenin dinukleotida (NAD +) yang kemudian direduksi menjadi senyawa NADPH. Ini merupakan koenzim yang sangat penting dalam proses reduksi-oksidasi, seperti NADPH dapat ditansfer dalam bentuk H menjadi sejumlah senyawa yang berbeda-beda. Nitrogen diperlukan tanaman dalam bentuk nitrat atau ion amonium dari larutan atau gas N2 dari atmosfir. Proses yang terakhir disebut Fiksasi molekular N2 dan melalui beberapa organisme (Rhizobium, Actinomyces alni) yang bersimbiosis pada tumbuhan tingkat tinggi. Asimilasi N menjadi NO3- terjadi akibat proses reduksi dan proses persenyawaan. Amonium -N dalam proses asimilasi juga melibatkan proses persenyawaan. Proses Persenyawaan N dari molekul N2 tergantung pada proses awal dari N2 menjadi NH3 yang selanjutnya dimetabolisme oleh proses persenyawaan. Asimilasi sulfat (S) menjadi NO3 -N seperti pada reduksi SO42- menjadi gugus -SH. Sulfur tidak saja diperoleh dari larutan tanah dalam bentuk SO42- tetapi juga diabsorpsi dari SO2 dari atmosfir. Reaksi C,H,O,N,dan S menjadi molekul merupakan proses metabolisme fisiologis yang sangat penting bagi tumbuhan. Hal ini akan diuraikan secara mendalam.Namun pada bagian ini hanya disebutkan beberapa unsur pokok dari material organik tumbuhan yang diasimilasi dalam reduksi fisiologis yang kompleks.Dan brdasarkan keterangan diatas, terdapatlah hubungan antara bentuk asimilasi N dengan asimilasi lainnya.

  20. Selamat pagi bu, ini Tugas nutrisi tanaman Suci
    Tolong di baca ya bu!!!

    Bahan yang ibu berikan di blog ini sangat menguntungkan bagi saya dan menambah wawasan saya akan nutrisi tanaman, dari bahan yang ibu berikan ini dapat di simpulkan.
    Tanaman mengabsorbsi hara dari dalam tanah dalam bentuk ion, baik ion dalam bentuk kation maupun anion yang terdapat disekitar akar dan berada dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman. Didalam tanah terdapat dua bentuk hara tanaman yang tersedia yaitu (a) hara yang diabsorbsi pada permukaan koloid dan (b) garam yang larut dalam larutan tanah.
    Didalam tanah juga terdapat bentuk lain yang tidak tersedia bagi tanaman yaitu bentuk kompleks dan bentuk organik. Melalui proses dekomposisi dan juga proses pelapukan, bentuk ini akan menjadi lebih sederhana dan tersedia bagi tanaman.
    Berdasarkan kebutuhannya bagi tanaman maka unsur hara dapat digolongkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Hingga sekarang telah dikenal 6 jenis unsur hara makro yang berasal dari tanah yaitu N, P, K, Ca, Mg, dan S: sedangkan unsur mikro adalah Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cl dan Fe. Unsur hara makro sering terdapat dalam kondisi kritis dalam tanaman, karena samping dibutuhkan dalam jumlah yang banyak oleh tanaman juga banyak hilang melalui pencucian, erosi dan penguapan.. Unsur hara mikro juga sering kritis dalam tanah. Hal ini disebabkan ole beberapa faktor yaitu ( 1) tanah berpasir, ( 2) tanah organik (3) tanah sangat alkalis.
    Setiap unsur hara mempunyai peranan yang tertentu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian bila terdapat kekurangan salah satu unsur tersebut maka akan menyebabkan timbulnya kelainan- kelainan tanaman.
    Tanaman dapat mengabsorbsi unsur hara baik melalui akar, batang dan daun. Serapan hara melalui akar akan berlangsung bila hara tersebut berada pada permukaan akar. Pergerakan hara ke permukaan akar terjadi melalui tiga cara yaitu: (1) intersepsi akar, (2) aliran massa dan (3) difusi.
    Dalam proses serapan hara oleh akar diperlukan adanya suatu carierr, yaitu suatu usaha untuk membawa ion dari luar sel kedalam sel tanaman. Dalam proses tersebut ada beberapa syarat yaitu (1) tidak permeabel terhadap ion bebas ( 2) perlu adanya transport elektron (3) metabolisme harus berjalan lancar
    Didalam tanah terdapat dua bentuk hara tanaman yang tersedia yaitu :(1) unsur hara yang diadsorpsikan pada permukaan koloid dan (2) garam yang larut dalam larutan tanah. Sehubungan kedua hal ini unsur hara berada dalam bentuk ion seperti K+, Cl‾, dan SO4. Ion yang bermuatan negatif dan sebagian kecil kation berada dalam bentuk larutan . Proses assimilasi yang dilakukan dari hara anorganik, padaa kenyataannya memerlukan energi. Pada tanaman hijau kebutuhan energi dapat terpenuhi dengan adanya penyerapan cahaya. Kemampuan yang unik dari sel tanaman hijau untuk mengabsorbsi cahaya dan mengkonversikan menjadi energi kimia adalah proses biologi yang terpenting. Semua organisme dengan pengecualian beberapa organisme sangat tergantung kepada energi konversi ini.

    Adanya hubungan antara asimilasi nitrogen dengan asimilasi lainnya, seperti asimilasi sulfur, di mana Nitrogen ada dalam bentuk asam asam amino, protein, koenzim sedangkan belerang terdapat dalam beberapa protein asam amino dan koenzim. Proses proses yang dilakukan tersebut oleh tumbuhan yaitu perubahan dari bahan anorganik N (N03 , NH4+, N2) dan bahan anorganik S (S02 2 ) menjadi bentuk organik yang sangat penting dalam kehidupan. Pada hewan, kebutuhan unsur unsur organik N dan S berasal dari bahan makanan berupa trumbuh tumbuhan dan mikroorganisme. Jadi adanya saling keterkaitan antara asimilasi Nitrogen dan asimilasi sulfur. Proses assimilasi yang dilakukan dari hara anorganik, pada kenyataannya memerlukan energi. Pada tanaman hijau kebutuhan energi dapat terpenuhi dengan adanya penyerapan cahaya. Kemampuan yang unik dari sel tanaman hijau untuk mengabsorbsi cahaya dan mengkonversikan menjadi energi kimia adalah proses biologi yang terpenting. Semua organisme dengan pengecualian beberapa organisme sangat tergantung kepada energi konversi ini. Konversi dari energi cahaya ke energi kimia sangat berhubungan erat dengan konversi CO2 menjadi ikatan majemuk. Untuk beberapa dekade kedua reaksi yaitu konversi energi dan fiksasi CO2, dikenal dengan dengan satu reaksi sesuai dengan persamaan:
    6CO2 + 6H2O light energi C6H12O6 + 6 O2
    —–®
    Sekarang sudah dapat dibedakan dengan jelas antara konversi enegi dan assimilasi CO2.
    Pada terminologi modern, istilah fotosintesis telah digunakan untuk suatu proses dimana sistem pigment menyerap radiasieletromagnetik dan mengubahnya menjadi suatu bentuk energi kimia yang dapat digunakan untuk pertumbuhan di dalam suatu lingkungan tumbuh. Dapat di simpulkan bahwa hasil dari assimilasi Co2 ini dapat di manfaatkan lagi bagi assimilasi nitrogen dan sulfur.

    Hubungan fiksasi N dan asimilasi N
    Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).

    Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998).
    Fiksasi nitrogen berlangsung dengan bantuan kompleks enzim nitrogenase. Reaksinya sbb:

    N2 + 6e – → 2NH3 (DG’0 = +150 kkal/mol = +630 kJ/mol)

    Fiksasi N dilakukan oleh beberapa bakteri yang hidup bebas maupun bersimbiosis dengan akar tanaman, misal: Clostridium pasteuranium, Klebisella, Rhodobacter, Rhizobium. Fiksasi N diatur oleh sistem operon gen yang rumit, termasuk gen nif . Fiksasi berlangsung apabila di lingkungan konsentrasi ammonia menurun/rendah.
    Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu sebesar lebih kurang 10 persen dari berat kering sel bakteri. Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil akhir dari seluruh jenis asimilasi nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium (NH4+).

    Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya menjadi amoniak (NH3). Jalur asimilasi ini berbeda dengan jalur dissimilasi nitrat dan nitrit. Jalur dissimilasi digunakan oleh organisme yang menggunakan ion ini sebagai elektron penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal sebagai denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen (N2), yang dikeluarkan ke atmosfer.

    Kemampuan untuk mengasimilasi N2 secara reduksi melalui NH3, yang disebut fiksasi nitrogen, adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri yang memiliki kemampuan metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan sejumlah besar energi metabolik dan tidak dapat aktif dengan adanya oksigen. Kemampuan fiksasi nitrogen ditemukan pada beragam bakteri yang berevolusi sangat berbeda dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim fixing-nitrogen nya dari oksigen.

    Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber nitrogen utama, dan banyak organisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan NH4+ dari amina (R-NH2) atau dari asam amino (RCHNH2COOH). Produksi amoniak dari deaminasi asam amino disebut ammonifikasi. Amoniak dimasukkan ke dalam bahan organik melalui jalur biokomia yang melibatkan glutamat dan glutamine.

  21. Selamat pagi bu, ini Tugas nutrisi tanaman Suci
    Tolong di baca ya bu!!!

    Bahan yang ibu berikan di blog ini sangat menguntungkan bagi saya dan menambah wawasan saya akan nutrisi tanaman, dari bahan yang ibu berikan ini dapat di simpulkan.
    Tanaman mengabsorbsi hara dari dalam tanah dalam bentuk ion, baik ion dalam bentuk kation maupun anion yang terdapat disekitar akar dan berada dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman. Didalam tanah terdapat dua bentuk hara tanaman yang tersedia yaitu (a) hara yang diabsorbsi pada permukaan koloid dan (b) garam yang larut dalam larutan tanah.
    Didalam tanah juga terdapat bentuk lain yang tidak tersedia bagi tanaman yaitu bentuk kompleks dan bentuk organik. Melalui proses dekomposisi dan juga proses pelapukan, bentuk ini akan menjadi lebih sederhana dan tersedia bagi tanaman.
    Berdasarkan kebutuhannya bagi tanaman maka unsur hara dapat digolongkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Hingga sekarang telah dikenal 6 jenis unsur hara makro yang berasal dari tanah yaitu N, P, K, Ca, Mg, dan S: sedangkan unsur mikro adalah Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cl dan Fe. Unsur hara makro sering terdapat dalam kondisi kritis dalam tanaman, karena samping dibutuhkan dalam jumlah yang banyak oleh tanaman juga banyak hilang melalui pencucian, erosi dan penguapan.. Unsur hara mikro juga sering kritis dalam tanah. Hal ini disebabkan ole beberapa faktor yaitu ( 1) tanah berpasir, ( 2) tanah organik (3) tanah sangat alkalis.
    Setiap unsur hara mempunyai peranan yang tertentu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian bila terdapat kekurangan salah satu unsur tersebut maka akan menyebabkan timbulnya kelainan- kelainan tanaman.
    Tanaman dapat mengabsorbsi unsur hara baik melalui akar, batang dan daun. Serapan hara melalui akar akan berlangsung bila hara tersebut berada pada permukaan akar. Pergerakan hara ke permukaan akar terjadi melalui tiga cara yaitu: (1) intersepsi akar, (2) aliran massa dan (3) difusi.
    Dalam proses serapan hara oleh akar diperlukan adanya suatu carierr, yaitu suatu usaha untuk membawa ion dari luar sel kedalam sel tanaman. Dalam proses tersebut ada beberapa syarat yaitu (1) tidak permeabel terhadap ion bebas ( 2) perlu adanya transport elektron (3) metabolisme harus berjalan lancar
    Didalam tanah terdapat dua bentuk hara tanaman yang tersedia yaitu 😦 1) unsur hara yang diadsorpsikan pada permukaan koloid dan (2) garam yang larut dalam larutan tanah. Sehubungan kedua hal ini unsur hara berada dalam bentuk ion seperti K+, Cl‾, dan SO4. Ion yang bermuatan negatif dan sebagian kecil kation berada dalam bentuk larutan . Proses assimilasi yang dilakukan dari hara anorganik, padaa kenyataannya memerlukan energi. Pada tanaman hijau kebutuhan energi dapat terpenuhi dengan adanya penyerapan cahaya. Kemampuan yang unik dari sel tanaman hijau untuk mengabsorbsi cahaya dan mengkonversikan menjadi energi kimia adalah proses biologi yang terpenting. Semua organisme dengan pengecualian beberapa organisme sangat tergantung kepada energi konversi ini.

    Adanya hubungan antara asimilasi nitrogen dengan asimilasi lainnya, seperti asimilasi sulfur, di mana Nitrogen ada dalam bentuk asam asam amino, protein, koenzim sedangkan belerang terdapat dalam beberapa protein asam amino dan koenzim. Proses proses yang dilakukan tersebut oleh tumbuhan yaitu perubahan dari bahan anorganik N (N03 , NH4+, N2) dan bahan anorganik S (S02 2 ) menjadi bentuk organik yang sangat penting dalam kehidupan. Pada hewan, kebutuhan unsur unsur organik N dan S berasal dari bahan makanan berupa trumbuh tumbuhan dan mikroorganisme. Jadi adanya saling keterkaitan antara asimilasi Nitrogen dan asimilasi sulfur. Proses assimilasi yang dilakukan dari hara anorganik, pada kenyataannya memerlukan energi. Pada tanaman hijau kebutuhan energi dapat terpenuhi dengan adanya penyerapan cahaya. Kemampuan yang unik dari sel tanaman hijau untuk mengabsorbsi cahaya dan mengkonversikan menjadi energi kimia adalah proses biologi yang terpenting. Semua organisme dengan pengecualian beberapa organisme sangat tergantung kepada energi konversi ini. Konversi dari energi cahaya ke energi kimia sangat berhubungan erat dengan konversi CO2 menjadi ikatan majemuk. Untuk beberapa dekade kedua reaksi yaitu konversi energi dan fiksasi CO2, dikenal dengan dengan satu reaksi sesuai dengan persamaan:
    6CO2 + 6H2O light energi C6H12O6 + 6 O2
    —–®
    Sekarang sudah dapat dibedakan dengan jelas antara konversi enegi dan assimilasi CO2.
    Pada terminologi modern, istilah fotosintesis telah digunakan untuk suatu proses dimana sistem pigment menyerap radiasieletromagnetik dan mengubahnya menjadi suatu bentuk energi kimia yang dapat digunakan untuk pertumbuhan di dalam suatu lingkungan tumbuh. Dapat di simpulkan bahwa hasil dari assimilasi Co2 ini dapat di manfaatkan lagi bagi assimilasi nitrogen dan sulfur.

    Hubungan fiksasi N dan asimilasi N
    Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).

    Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998).
    Fiksasi nitrogen berlangsung dengan bantuan kompleks enzim nitrogenase. Reaksinya sbb:

    N2 + 6e – → 2NH3 (DG’0 = +150 kkal/mol = +630 kJ/mol)

    Fiksasi N dilakukan oleh beberapa bakteri yang hidup bebas maupun bersimbiosis dengan akar tanaman, misal: Clostridium pasteuranium, Klebisella, Rhodobacter, Rhizobium. Fiksasi N diatur oleh sistem operon gen yang rumit, termasuk gen nif . Fiksasi berlangsung apabila di lingkungan konsentrasi ammonia menurun/rendah.
    Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu sebesar lebih kurang 10 persen dari berat kering sel bakteri. Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil akhir dari seluruh jenis asimilasi nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium (NH4+).

    Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya menjadi amoniak (NH3). Jalur asimilasi ini berbeda dengan jalur dissimilasi nitrat dan nitrit. Jalur dissimilasi digunakan oleh organisme yang menggunakan ion ini sebagai elektron penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal sebagai denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen (N2), yang dikeluarkan ke atmosfer.

    Kemampuan untuk mengasimilasi N2 secara reduksi melalui NH3, yang disebut fiksasi nitrogen, adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri yang memiliki kemampuan metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan sejumlah besar energi metabolik dan tidak dapat aktif dengan adanya oksigen. Kemampuan fiksasi nitrogen ditemukan pada beragam bakteri yang berevolusi sangat berbeda dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim fixing-nitrogen nya dari oksigen.

    Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber nitrogen utama, dan banyak organisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan NH4+ dari amina (R-NH2) atau dari asam amino (RCHNH2COOH). Produksi amoniak dari deaminasi asam amino disebut ammonifikasi. Amoniak dimasukkan ke dalam bahan organik melalui jalur biokomia yang melibatkan glutamat dan glutamine.

  22. nama saya sri muryati !
    komentar saya tentang materi ibu :
    Bahan ajar yang ada pada blok ibu sudah cukup lengkap tinggal hanya kurang pada tampilan gambar- gambar nya agar lrbih jelas dalam memahami maetri yang di sajikan. adan adri bahan pada blok ibu tentang materi “PENGAMBILAN UNSUR HARA DAN ASSIMILASI”
    -ada 4 prinsip penyerapan ion, yakni:
    •Jika sel tidak melangsungkan metabolisme atau mati, maka membrannya akan lebih muda dilalui oleh bahan-bahan yang terlarut (solute)
    •Molekul air dan gas-gas yang terlarut didalamnya seperti N2.O2, dan CO2 dapat melalui membran dengan mudah.
    •Bahan terlarut yang bersifat hidrofobik menembus membran dengan kemudahan sebanding dengan tingkat kelarutannya dalam lemak.
    •Ion-ion atau molekul- molekul yang bersifat hidrofilik dengan tingkat kelarutan dalam lemak yang sama akan menembus membran dengan tingkat kemudahannya berbanding terbalik dengan ukurannya ( berat molekulnya).
    – Adapun teknik pengambilan unsur hara Akar dan ion hara melalui beberapa cara:
    • Pertukaran kontak
    • Pertukaran ion tanah dengan H dalam mucigel.
    • Difusi ion sebagai respon terhadap potensial kimia
    • Aliran massa ion kedalam akar sebagai respon terhadap perubahan kelembaban
    • Pemanjangan akar ke sumber ion.

  23. nama saya sri muryati ini jawaban tugas nutrisi tanaman :
    pertanyaan:
    1.Hubungan antara asimilasi N dan Fiksasi N
    2.Hubungan antara asimilasi N dan Asimilasi Lainnya
    jawaban
    Sebagian nitrogen dalam tanah berasal dari nitrogen bebas dari udara dan msebagian kecil berasal dari bahan organik. Nitrogen bebas dari udara dapat masuk kedalam tanah melalui berbagai cara, yaitu (1) penambatan oleh jasad renik, baik yang simbiotik maupun non simbiotik; (2) melalui air hujan; dan (3) melalui pupuk yang diberikan kedalam tanah. Tanaman dapat menyerap nitrogen dalam
    bentuk NH4+ dan NO3
    -. Ion-ion tersebut berasal dari proses transformasi bentuk
    organik maupun pupuk. Transformasi ini melalui tahap-tahap, yaitu mineralisasi,nitrifikasi, denitrifikasi dan sebagainya.Persamaan kesetimbangan nitrogen dalam tanah sebagai berikut (Greenland,
    1977) :?N = Fs + Fn + M + D + R – C – L – V – E?N
    FsFnMDRC
    = Perubahan kandungan nitrogen dalam tanah kurun waktu tertentu
    = Fiksasi nitrogen simbiotik
    = Fiksasi nitrogen non simbiotik
    = Nitrogen yang ditambahkan dari pupuk hijau, dan lain-lain
    = Nitrogen yang berasal dari debu
    = Nitrogen yang berasal dari hujan
    = Nitrogen yang diangkut oleh tanaman
    67 INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008 (66-85)
    = Nitrogen hilang oleh pelindihan
    = Nitrogen hilang oleh fiksasi
    = Nitrogen hilang bersama tanah yang tererosi
    -siklus nitrogen :SIKLUS BIOGEOKIMIA NITROGEN GLOBAL
    Aliran nitrogen antara daratan, laut, atmosfer dan sedimen digambarkan dalam. Perkiraan dan besaran dari aliran-aliran ini masih memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi. Ukuran dari cadangan utama nitrogen diberikan dalam Tabel 2. Ukuran cadangan tersebut juga masih mengandung ketidakpastian, misalnya ukuran cadangan amonia di atmosfer bervariasi dengan perbedaan satu digit (one order of magnitude) (LIBES, 1992).
    Sebagaimana disajikan dalam Tabel 2, kebanyakan nitrogen berada dalam bentuk N2, sehingga tidak dapat digunakan secara mudah, karena hanya organisme penangkap nitrogen yang mampu memecahkan ikatan rangkap tiga yang kuat dari N2. Kebanyakan nitrogen terikat yang terlarut dalam air laut adalah berbentuk nitrat dan asam humat. Biota laut mengandung kurang dari 0,002 persen kandungan nitrogen di laut yang tersebar merata pada biomasa tumbuhan dan bakteri. Meskipun biota darat mengandung persentase nitrogen yang lebih besar (2,74%), tetapi sebagian besar terdapat dalam bentuk biomasa tumbuhan.
    Fiksasi N2
    Fiksasi N adalah proses dimana N2 di atmosfir dikonversi ke campuran yang dapat digunakan oleh tananam. Itu adalah suatu proses alami yang difasilitasi oleh jasad renik tertentu dan proses industri yang memerlukan sejumlah energi yang besar. Walaupun semua organisme memerlukan campuran N, sangat sedikit yang bisa menggunakan N2, yang paling melimpah bentuk unsur yang siap dimanfaatkan. Kebanyakan organisme memerlukan bentuk N yang difiksasi dalam wujud NH3, NO3-, NO2-, atau N organik. Jumlah N yang difiksasi mungkin adalah faktor kunci yang membatasi didalam kemampuan bumi untuk mendukung kehidupan.
    Molekul N2 secara relatif tidak reaktif dan lemah. Itu berkombinasi dengan unsur-unsur lain hanya pada temperatur dan tekanan tinggi atau dihadapan suatu katalisator. N dapat difiksasi dalam wujud beberapa oksida. Dua sumber N oksida adalah mesin pembakaran internal dan pencahayaan. Mesin pembakaran internal menghasilkan NO dan NO2 sebab temperatur internal yang tinggi dan disebabkan tekanan N2 di atmosfir dan O2 untuk bereaksi. Lucutan elektris tegangan tinggi, seperti petir, dapat mengoxidasi N2. Cyanobacteria (Blue-Green algae) dan bakteri berhubungan dengan kacang-kacangan dapat memperbaiki N2 dengan menguranginya ke ammoniacal (seperti amoniak) N, kebanyakan dalam wujud asam amino. N2 direduksi menjadi NH3 yang secara industri menggunakan temperatur tinggi, tekanan, dan suatu katalisator. Produksi NH3 industri bahan kimia kedua terbesar di Amerika Serikat, dengan produksi tahunan 17.2 juta metric ton (14.2 juta metric ton N).
    Pada waktu sebelum industrial, fiksasi alami dari gas N2 di atmosfir diperkirakan mencapai 40 sampai 200 juta metric ton N/Tahun oleh ekositem laut dan 90 sampai 130 juta metric ton N/Tahun oleh ekosistem daratan/terestrial (Galloway, 1998). Petir menghasilkan kira-kira 9.4 juta metric ton N oksida setiap tahun. Perkiraan[dari fiksasi N2 yang global anthropogenik meliputi 80 juta metrik tons/tahun bahan kimia pupuk N, 20 juta metric ton N/Tahun yang dilepaskan oleh pembakaran, 25 juta metric ton N/Tahun yang difiksasi oleh tananaman pertanian penfiksasian N kacang-kacangan, dan 25 juta ton N yang didaur ulang dengan kurang baik menggambarkan limbah anthropogenik (Kinzig dan Socolow, 1994; Galloway et al., 1995; Galloway, 1998; Smil, 1999). Produksi USA pada Tahun 1999 mencakup kira-kira 17 juta metric ton dari NH3 anhydous, 7 juta metric ton ammonium nitrat, 3 juta metric ton ammonium sulfat, dan 8 juta metric ton asam nitrit (Anon, 2000). Perkiraan pembakaran meliputi oksidasi organik-N pada batubara dan minyak untuk NO. Walaupun ini bukan fiksasi N2, beberapa peneliti merasakan itu adalah setara dengan fiksasi N2 sebab organik N akan tidak tersedia untuk siklus di biosphere (Vitousek et al., 1997).
    Adalah menarik untuk dicatat bahwa jumlah N2 yang dilepaskan oleh pembakaran dan produksi pupuk menjadi sama besarnya sebagai yang diperkirakan biologi terestrial dari fiksasi N.
    Proses Biologi Yang Menyertakan N
    Kandungan N adalah penting bagi semua bentuk kehidupan. Paling utama biomolekul mengandung N pada suatu bentuk yang serupa untuk amoniak (bentuk oksidasi -3). Hampir semua seperti N disebut ammoniacal N -yaitu salah satu dari atom hidrogen dikombinasikan dengan atom amoniak N yang digantikan oleh atom karbon, misalnya, C-NH2. N adalah komponen penting dari protein, peptida, enzim, molekul energi transfer (ATP, ADP), dan material genetik (RNA dan DNA)- unsur yang penting bagi semua organisme.
    Sedangkan jumlah N yang diperlukan oleh hewan, jasad renik, dan tumbuhan sangat bervariasi, sejumlah N diperlukan selalu cukup besar untuk membuat N jatuh masuk ke kategori menjadi macronutrient penting (diperlukan sejumlah besar sehubungan dengan bahan nutrien lain yang penting seperti : kalsium, fosfor, kalium, sulfur, dan magnesium). Dalam semua kasus, kebutuhan bahan nutrien untuk N terlewati hanya oleh karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
    Bakteri tertentu juga menggunakan campuran N dalam pernapasan (produksi energi). pada semua organisme, pernapasan adalah suatu reaksi oxidation-reduction (redox) yang menyertakan suatu oxidant (akseptor elektron) dan suatu reductant (donor elektron). Aerobes (termasuk manusia) memanfaatkan oksigen sebagai akseptor elektron. Energi yang tersedia dari berbagai reaksi yang dilakukan oleh organisme disampaikan dalam tujuh baris yang pertama mengikuti Tabel berikut, dimana “CH2O” (rumusan umum untuk karbohidrat) menandai adanya bahan organik (Reaksi menunjukkan Tabel hasil bersih dari proses biokimia multi-step yang kompleks).
    Donor elektron menghasilkan kebanyakan energi pada umumnya menentukan jenis utama pernapasan didalam lingkungan tertentu. Oleh karena itu, ketika oksigen hadir, pernapasan aerobik adalah bentuk pernapasan utama. Denitrifikasi adalah reaksi yang paling giat kedua didalam Tabel. Oleh karena itu, ketika oksigen dihabiskan, nitrat menjadi akseptor elektron yang lebih disukai, yang diikuti oleh mangan dan iron oksida, dan akhirnya sulfate (SO42-). Urutan reaksi redox ini sering diamati di lingkungan yang tidak berhubungan dengan atmospir, mencakup sedimen, tanah dibanjiri, dan sistem aquifer. Pada nitrifikasi (dua baris terakhir [dalam Tabel) jenis N bertindak sebagai donor elektron.
    Asimilasi N
    Tumbuhan mengkonversi NO3- ke campuran N organik, mencakup asam amino, purin, dan pyrimidin. NO3- (kebanyakan bentuk oksidasi +5) direduksi menjadi N (bentuk oxidation organik -3). Tumbuhan dapat juga menggunakan NH3 dan organik N. Keseluruhan 8-elektron reduksi diuraikan oleh persamaan berikut :
    Tahap asimilasi pertama adalah reduksi NO3- ke NO2-, yang mana dikatalisasi oleh enzim NO3- reductase. Reduski yang berikut NO2- ke NH4+ dikatalisasi oleh nitrite reductase. Proses dimana NH4+ disatukan ke dalam asam amino yang disebut aminasi.

  24. siang bu..
    ni tugas translate dari saya :
    Asimilasi Nitrogen dan balerang

    Umum
    Perolehan CO2 tidak hanya berasal dari asimilais yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan yang mampu mensintesis CO2 dalam bentuk organic dari bahan anorganik. Hal ini sama denagn asimilais unsure N dan S yang merupakan unsure esensial bagi semua organism. Nitrogen ada dalam bentuk asam-asam amino, protein, koenzim; balerang terdapat dalam beberapa protein asam amino dan koenzim. Proses-proses yang dilakukan tersebut oleh tumbuhan yaitu perubahan dari bahan anorganik N (NO3-, NH4+, N2 ) dan bahan anorganik S (SO2-2) menjadi bentuk organic yang sangat penting dalam kehidupan. Pada hewan, kwbutuhan unsure-unsur organic N dan S berasal dri bahan makanan berupa tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme.
    Reduksi Nitrat
    Nitrat nerupakan sumber terbesar N bagi tumbuhan. Sebelumnya N bias berperan dalam metabolisme, harus direduksi dari NO3- menjadi No2-, dan dilanjutkan dengan reduksi NO2- menjadi No3- . pada umumnya mekanisme dasar dari asimilais NO3 pada jaringan tumbuhan hiaju terjadi siang hari. Terdapat dua enzim terlibat dalam proses tersebut adalah enzim nitrat dan nitrit reduktase (Hewitt, 1975, Beevers, 1976).
    Menurut Beevers (1976) dalam beberapa kasus katalis nitrat reduktase adalah langkah pertama perubahan NO3- menjadi NO2-, yang terjadi disiplasma. Reduksi kemudian dari NO2- ke NH3 terjadi kloroplas. Kedua enzim, nitrat reduktase dan nitrit reduktase, fungsinya dapat terjadi dengan baik dan tidak terjadi akumulasi.

  25. selamat siang bu ini tugas nutrii tanaman saya!
    Mikroorganisme memilki kemampuan untuk melakukan fiksasi N2 yang dapat hidup bebas dan simbiosis dengandengan anaman tingkat tinggi.Dari sudut pandang pertanian bakteri rhizobium bersimbiotik dengan tanaman kacang-kacangan association memiliki arti yang sangat penting. ini telah dijelaskan di bab 7.
    Pada awal nya di katakan dari biokimia fiksasi N2 telah ditemukan tahun terdahulu. ini tampak mekanisme fiksasi N2 memperbaiki sistem operatet dari seluruh N2 yang di perbaiki oleh jasad renik .pada gambar 3,25 ditunjukan satu skema sederhana satu penemuan dari bergersen dan menguraikan secara singkat reaksi utama dari proses fiksasi. Kompoen utama dari sistem,adalah dari sekitar 180,000 mengandung Fe dan atom Mo pada satu rasio dari 9:1 per molekul, dan yang lain dengan satu bobot molekul dari sekitar 51,000 dengan satu atom Fe per protein mplecule. Keseluruhan sistem dibungkus pada satu membran dan ditempatkan enzim nitrogenase.terdiri dari dua complexas protein, satu dengan satu berat moleculear di membran sel.

    Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi ensimatik yang dilakukan oleh
    sekelompok jasad renik/bakteri dan berlangsung dalam dua tahap yang
    terkoordinasikan. Masing-masing dilakukan oleh bakteri/jasad renik yang
    berbeda pada tahap-tahapan proses nitrifikasi (Mas’ud, 1993), sebagai
    berikut:
    Tahap pertama (nitrisasi)
    2 NH4 + 3 O2 2 HNO2 + 2 H2O + E (79 kalori).
    Ensimatik
    Tahap kedua (nitrisasi)
    oksidasi
    2 HNO2 + O2 2 HNO3 + E (43 kalori).
    ensimatik
    Menurut Rompas (1998), bakteri autotrofi (bakteri nitrifikasi) dapat
    menggunakan N-anorganik untuk melakukan nitrifikasi, seperti genera bakteri
    Nitosomonos, Nitrosococcus, Nitrosospira, Nitrosovibrio, dan Nitrosolobus. Pada
    proses tahap pertama reaksi berlangsung dari ammonium ke nitrit yang
    melibatkan bakteri Nitrosomonos dan Nitrosococcus dengan persamaan reaksi
    sebagai berikut:
    NH4 + 3/2 O2 NO2 + H2O + 2 H E = – 65 kcal
    Sedangkan reaksi kedua diperankan oleh bakteri Nitrobacter dan
    Nitrococcus spp yang melakukan oksidasi dari nitrat ke nitric dengan
    persamaan reaksi sebagai berikut :
    NO2 + ½ O2 NO3 + E = – 18 kcal.
    Reaksi nitrifikasi seperti di atas dapat berlangsung jika adanya oksigen.
    Proses oksidasi dari NO2 ke nitrit umumnya lebih cepat dari pada proses
    oksidasi dari NH4 ke nitrit, dan nitri ini terakumulasi di lingkungan. Tahapantahapan
    oksidasi ammonium oleh bakteri Nitrosomonas dan kemungkinan
    produksi nitrit oleh beberapa bakteri disajikan dalam persamaan sebagai
    berikut:

    DENITRIFIKASI DAN ASIMILASI NITRAT
    Denitrifikasi merupakan proses preduksian senyawa N-nitrat menjadi gas
    nitrogen dan/atau gas nitrogen oksida, dengan nitrogen bertindak sebagai
    penerima hydrogen. Produksi nitrogen bebas dari senyawa-senyawa organic
    tidaklah melalui aksi mikroorganisme, namun terbentuk secara tidak langsung
    oleh saling tindak antara asam nitrat bebas dengan senyawa amino, yang
    keduanya dihasilkan secara bersama melalui biang bakteri (Mas’ud, 1993).
    Menurut Rompas (1998), dalam keadaan anaerob, bakteri aerob dapat
    memanfaatkan nitrat untuk menggantikan oksigen sebagai penerima elektron,
    sehingga mengurangi gas-gas produk akhir seperti NO, N2O atau N2, tahapan
    dalam nitrifikasi adalah sebagai berikut:
    NH 4
    + + 2O2
    NO3
    – + H2O + 2H
    Gas dinitrogen dan nitrogen oksida adalah dua komponen produk akhir
    yang sangat penting dan N2 biasanya diproduksi dari N2O sedang dari NO
    dapat terjadi tetapi dalam kondisi tertentu. Terbentuknya N2O dan N2 tidak
    saja dari nitrat selama respirasi, tetapi dapat juga konversi dengan cara
    asimilasi ke NH4+ dalam komponen organic biomasa. Tentu pula
    mikroorganisme dapat merubah NO3- ke NH4+ melalui mekanisme diasimilasi
    pada kondisi anaerob, mekanisme ini bersama denitrifikasi adalah proses
    memanfaatkan energi.

  26. sore ibu..
    ni tugas asimilasi sulfur say:

    Asimilasi adalah transport komponen metabolik terlarut dari luar ke dalam lingkungan sel, baik secara pasif (difusi) maupun transport aktif. Sel yang mendapatkan semua komponen metabolic melalui asimilasi disebut osmotrof, contohnya jamur, algae, dan bakteri. Asimilasi dipenuhi dengan mekanisme transportasi dengan energi pasif (energi netral) dan energi aktif (energi konsumsi). Transport pasif dilakukan berdasarkan driving force yang berupa gradient konsentrasi, dengan mekanisme difusi. Proses ini bersifat spontan, tidak membutuhkan energi dari luar dan akan berlangsung sampai konsentrasi di area perbatasan sel dengan daerah luar menjadi homogen . Transport pasif akan terjadi hanya ketika molekul mampu berdifusi melalui membran sel.

    Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dibagi menjadi dua topik yang berbeda, yaitu nutrisi organik dan inorganik. Pembahasan nutrisi organik pada tananman difokuskan pada produksi campuran karbon, khususnya karbon, hidrogen, dan oksigen yang dipecah selama fotosintesis. Nutrisi inorganik difokuskan pada pengambilan elemen mineral dari tanah. diantaranya Sulfur.
    Sulfur adalah komponen asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein. Beberapa organisme dapat memperoleh sulfur melalui asimilasi reduksi sulfat, sebagian lagi memperoleh sulfur melalui reduksi senyawa sulfur seperti H2S.
    Fungsi dan mobilitas S
    Belerang diperlukan untuk sintesis protein, fungsi
    tanaman, dan struktur tanaman. S juga berperan
    dalam metabolisme karbohidrat. Hara ini kurang mobil
    dibanding N sehingga gejala awal kahat S cenderung
    muncul pada daun-daun muda. S menyebabkan penguningan seluruh tanaman
    dan klorosis lebih tampak.
    Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4
    garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik

  27. Selamat sore bu made.
    Saya sri astuti mahasiswa yang mengontrakmata kuliah nutrisi tanaman.sebelumnya saya minta maaf bu karena saaya memakai email titi, karena sayabingung bu…setiap kali saya mengirim tugas ke blok ibu tidak pernah masuk…maaka dari itu saya pinjam email titi bu.saya minta maaf bu..
    ini merupakan tugas yang ibuberikan mengenai apa itu EDTA dan chelating agent.
    EDTA adalah initialism digunakan secara luas untuk senyawa kimia asam ethylenediaminetetraacetic (yang memiliki banyak nama lain, lihat Tabel).. EDTA adalah asam karboksilat polyamino dengan rumus [CH 2 N (CH 2 CO 2 H) 2] 2 . Ini berwarna, padat larut air secara luas digunakan untuk melarutkan skala. Kegunaannya timbul karena perannya sebagai agen Chelating, yaitu kemampuannya untuk “menyita” logam ion seperti Ca 2 + dan Fe 3 +. Setelah terikat oleh EDTA, ion logam dalam larutan tetapi tetap menunjukkan reaktivitas berkurang. EDTA diproduksi sebagai beberapa garam, terutama kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
    Senyawa ini pertama kali dijelaskan pada 1935 oleh Ferdinand Munz, yang mempersiapkan senyawa dari etilendiamin dan asam kloroasetat. [2] Hari ini, EDTA terutama disintesis dari etilendiamin (1,2-diaminoethane), formaldehid (metanal), dan natrium sianida. [ 3] Rute ini menghasilkan garam natrium, yang dapat dikonversi di langkah berikutnya ke dalam bentuk asam:
    H 2 NCH 2 CH 2 NH 2 + 4 CH 2 O + 4 NaCN + 4 H 2 O → (NaO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 NH 3 H 2 NCH 2 CH 2 NH 2 + 4 CH 2 O + 4 NaCN + 4 H 2 O → (NAO 2 CCH 2) 2 NCH 2 CH 2 N (CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 NH 3
    (NaO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 HCl → (HO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 H) 2 + 4 NaCl (Nao 2 CCH 2) 2 NCH 2 CH 2 N (CH 2 CO 2 Na) 2 + 4 HCl → (HO 2 CCH 2) 2 NCH 2 CH 2 N (CH 2 CO 2 H) 2 + 4 NaCl
    . Dengan cara ini, sekitar 80 juta kilogram yang diproduksi setiap tahun Kotoran cogenerated oleh rute ini termasuk glisin dan asam nitrilotriacetic; mereka muncul dari reaksi amonia coproduct.
    Chelation adalah kombinasi kimia dengan logam di kompleks di mana logam merupakan bagian dari sebuah cincin. Ligan organik disebut Chelating chelator atau agen, chelate adalah logam kompleks. Angka yang lebih besar cincin penutupan ke atom logam yang lebih stabil kompleks. Fenomena ini disebut efek kelat; itu umumnya dikaitkan dengan meningkatnya kuantitas termodinamika disebut entropi yang menyertai chelation. Stabilitas chelate juga terkait dengan jumlah atom di chelate cincin. Monodentate ligan yang memiliki satu koordinasi atom seperti H 2 O atau NH 3 yang mudah pecah berantakan akibat proses kimia lainnya, sedangkan polydentate chelators, menyumbangkan beberapa mengikat ion logam, menyediakan lebih stabil kompleks. Klorofil, pigmen tanaman hijau, adalah chelate yang terdiri dari atom magnesium pusat bergabung dengan empat kompleks agen Chelating (Pirola cincin). Struktur molekul klorofil mirip dengan yang ada pada heme terikat pada protein untuk membentuk hemoglobin, kecuali bahwa yang terakhir mengandung besi (II) ion di pusat porfirinHeme adalah chelate besi. Chelation diterapkan di kompleks logam kimia, kimia organik dan anorganik, biokimia, dan perlindungan lingkungan. Digunakan dalam perawatan kemoterapi keracunan logam. Agen Chelating menawarkan berbagai sequestrants untuk mengendalikan ion logam dalam sistem berair Dengan membentuk kompleks larut air yang stabil dengan ion logam multivalent, agen Chelating mencegah interaksi yang tidak diinginkan dengan menghambat reaktivitas normal ion logam EDTA (etilendiamin tetraacetate) adalah contoh yang baik Chelating Common agen yang memiliki atom nitrogen dan kelompok karboksilat rantai pendek. Garam natrium EDTA digunakan sebagai obat penawar racun logam, antikoagulan, dan bahan dalam berbagai deterjen. Chelating agen yang penting dalam bidang sabun, detergen, pewarna tekstil, pelunakan air, finishing dan plating logam, pulp dan kertas, enzim penonaktifan, foto kimia, dan bacteriocides.

  28. Selamat sore bu made….
    Berikut ini tugas dari ibu tentang fiksasi nitrogen dan asimilasi nitrogen.

    FIKSASI NITROGEN
    Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfir, yang takarannya mencapai 78 %volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang kompleks, tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air.
    Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai polutan di lingkungan. Terjadinya perubahan global di lingkungan oleh adanya interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan dapat mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi kondisi air minum bagi manusia.
    Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).
    Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998).
    Fiksasi N dilakukan oleh beberapa bakteri yang hidup bebas maupun bersimbiosis dengan akar tanaman, misal: Clostridium pasteuranium, Klebisella, Rhodobacter, Rhizobium. Fiksasi N diatur oleh sistem operon gen yang rumit, termasuk gen nif . Fiksasi berlangsung apabila di lingkungan konsentrasi ammonia menurun/rendah.
    Pada habitat terrestrial, fiksasi N oleh simbiosis Rhizobium dg tanaman Leguminosae merupakan donor terbesar dari senyawa N. Penelitian tentang fiksasi N telah banyak dilakukan, misal oleh Hardy et al tahun 1968 tentang reduksi asetilen menjadi etilen oleh nitrogenase.

    Fiksasi N memerlukan cukup banyak energi dalam bentuk ATP dan koenzim.

    ASIMILASI NITROGEN
    pengolahan zat pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung butir hijau daun dengan pertolongan sinar matahari; pengubahan zat bertenaga rendah menjadi zat bertenaga tinggi yang diproses oleh tumbuhan.
    proses asimilasi nitrogen dimulai dengan reduksi NO3- ke NO2-, yang mana dikatalisasi oleh enzim NO3- reductase. Reduski yang berikut NO2- ke NH4+ dikatalisasi oleh nitrite reductase. Proses dimana NH4+ disatukan ke dalam asam amino yang disebut aminasi.
    Bagaimanapun juga bentuk terserap dari N anorganik dari penambahan pupuk anorganik harus diassimilasikan menjadi bentuk N organic dalam tanaman, yaitu dalam bentuk asam amino, untuk dapat digunakan oleh tanaman. NH4+ secara cepat dapat diasimilasikan kedalam akar tanaman dan ditranslokasi menjadi bentuk N organic dalam tanaman. Begitu pula bentuk NO3- dapat diasimilasikan dalam akar, disimpan dalam vakuola sel akar, atau langsung ditranslokasikan ke dalam tunas tanaman, dimana di dalam tunas tanamanNO3- dapat disimpan atau diasimilasikan lagi. Nitrat disimpan atau ditranslokasikan memegang peranan penting dalam metabolisme N sejumlah NO3- dalam vakuola dan dapat tersedia untuk assimilasi ketika sumber N terbatas. NH4+ dapat digunakan secara langsung dalam sintesis asam amino, tetapi NO3- harus terlebih dulu direduksi menjadi NH4+.
    Assimilasi Nitrat
    Nitrat dan ammonium adalah sumber utama nitrogen untuk tanaman. Dibawah kondisi aerasi normal dalam tanah, nitrat merupakan bentuk utama dari nitrogen. Nitrat bersifat sangat mobil dalam tanaman, dan dapat disimpandalam vakuola, tetapi jika nitrat dibutuhkan untuk sintesis protein dan penyusinan bahan organic dalam tanaman, nitrat harus direduksi dalam bentuk ammonium. Reduksi nitrat merubah nitrat menjadi nitrit dalam sitoplasma (Beevers, 1969). Semua sel tanaman memiliki kapasitas untuk merduksi nitrat menjadi nitri menggunakan energi dan bahan perduksi berupa NADH, NADPH dari hasil fotosintesis dan respirasi jaringan hijau tanaman (Beevers, 1969). Sedangkan reduksi nitrit yang berlokasi dalam chloroplast, meredukasi nitrit menjadi ammonium, menggunakan energy dan bahan pereduksi dari fotosintesis berupa reduksi ferredoxin.
    1. Nitrate Reductase
    Nitrate + NADH, NADPH → nitrite + NAD+, NADP+
    Reduksi nitrat membutuhkan unsure mikro molybdenum sebagai kofaktor. Transfer dua electron memegang peran dalam mereduksi nitrat menjadi itrit. Hasil respirasi menjadi sumber energi (NADH dan NADPH) reduksi dalam akar sedangkan hasil fotosintesis merupakan sumber energi (NADH dan NADPH) reduksi dalam tunas. Perubahan nitrit menjadi ammonia di katalis oleh enzyme nitrit reduktase yang berlangsung dalam kloroplas dari jaringan hijau dan proplastida pada akar dan jaringan non hijau pada tanaman (Miflin, 1974).
    2. Nitrite Reductase
    Nitrite + reduced ferredoxin→ammonium + oxidized ferredoxin
    Dalam daun, redusi nitrit mengikut sertakan transfer 6 elektron pada transformasi nitrin menjadi ammonium. Proses ini terjadi dalam klorofil. Dalam akar, ferredoxin akan bertindak seperti protein dan sumber energi untuk memproduksi potensial reduksi yang disediakan dari respirasi atau glikoslisis.
    Dalam tanaman, akar dan tunas dapat terjadi metabolisme nitrat, dan proporsi reduksi nitrat dalam akar dan tunas tergantung dari spesies dan umur tanaman , supply nitrogen, suhu, dan factor lingkungan lainnya (Marschner., 1995). Assimilasi dari nitrat merupakan proses penggunaan energi yang setara dengan 15 mol ATP untuk setiap mol nitrat yang direduksi (Salsac, et al, 1987). Asimilasi ammonia membutuhkan tambahan 5 mol ATP untuk setiap mol nitrat yang diubah. Dalam akar sebesar 23% energi respirasi yang mungkin digunakan untuk mengasimilasi nitrat, jumlah ini sebanding dengan 14% assimilasi ammonium (Sukrapanna. et al, 1992).

    Hubungan antara siklus nitrogen dengan siklus lainnya:
    Siklus Nitrogen(N2)
    Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
    Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
    Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
    Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
    Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
    Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
    Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
    Siklus Sulfur
    – Oksidasi sulfur menjadi sulfat oleh Thiobacillus, Arthrobacter dan Bacillus
    2H2S + O2 -> 2S + 2H2O
    2S + 2H2O + 3O2 -> 2SO42- + 4H+
    S2O32- + H2O + 2O2 -> 2SO42- + 2H+

    – Reduksi Sulfat menjadi sulfida (S2-) oleh Desulphovibrio desulphuricans
    2SO42- + 4H2 -> S2- + 4H2O

    Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
    Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).

    • maaf bu…tugas tentang fiksasi dan asimilasi nitrogen barusan dari sri astuti….saya lupa memberi nama. saya pinjam email titi bu.

  29. selamat sore bu..saya sriastuti. saya pinjam email titi lagi bu…harap di maklumi yang bu……
    mengenai tugas yang ibu berikan untuk menanggapi materi nutrisi tanaman pertemuan ke 8-10 sudah banyk membantu saya dalam melengkapi materi kuliah nutrisi tanaman.banyak sekali informasi yang saya peroleh tentang unsur hara yang dibuthkan oleh tanaman, bgimana tanaman menyerap unsur hara dengan sistematis. dimana di dalam tanaman itu sendiri banayk memiliki sel, membran jaringan yang mempunyai tugas masing-masing untuk melakukan proses metabolismenya. seperti misalnya pengambilan hara dan status hara di dalam tanaman dimana Akar dan ion hara saling berinteraksi untuk pengambilan hara melalui, Pertukaran kontak,Pertukaran ion tanah dengan H dalam mucigel,Difusi ion sebagai respon terhadap potensial kimia, Aliran massa ion kedalam akar sebagai respon terhadap perubahan kelembaban dan Pemanjangan akar ke sumber ion.
    namun dalam bahn ibu gambrnyaa tidak dapat tampil di layar bu…demikian yang dapat saya sampaikan dan cukup singkat terimakasih bu

  30. rajjitha handayani

    Selamat siang bu made…
    Saya DESFAL TRIATI, mahasiswa yang mengontrak mata kuliah nutrisi tanaman.
    Berikut tugas yang ibu berikan mengenai EDTA dan Chelate agent..
    EDTA
    EDTA adalah initialism digunakan secara luas untuk senyawa kimia asam ethylenediaminetetraacetic (yang memiliki banyak nama lain, lihat Tabel). . EDTA adalah asam karboksilat polyamino dengan rumus [CH 2 N (CH 2 CO 2 H) 2] 2. . Ini berwarna, padat larut air secara luas digunakan untuk melarutkan skala. . Kegunaannya timbul karena perannya sebagai agen Chelating, yaitu kemampuannya untuk “menyita” logam ion seperti Ca 2 + dan Fe 3 +. Setelah terikat oleh EDTA, ion logam dalam larutan tetapi tetap menunjukkan reaktivitas berkurang.. EDTA diproduksi sebagai beberapa garam, terutama kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
    Untuk menggambarkan EDTA dan berbagai bentuk terprotonasi, ahli kimia EDTA membedakan antara 4 -, yang konjugat basa yang merupakan ligan, dan H 4 EDTA, para pendahulu untuk yang ligan. Pada pH sangat rendah (sangat asam kondisi) yang sepenuhnya terprotonasi H 6 Y 2 + bentuk dominan (dimana Y menunjukkan EDTA), sedangkan pada pH yang sangat tinggi atau sangat kondisi dasar, yang sepenuhnya deprotonated Y 4 – bentuk adalah lazim. Istilah EDTA digunakan untuk berarti H 4-x EDTA x-, sedangkan dalam kompleks EDTA 4 – berdiri untuk deprotonated tetra-ligan.
    Bahan kimia yang menggabungkan dengan ion logam dan menghapus mereka dari wilayah tindakan, juga disebut sequestrants. Mereka digunakan dalam pembuatan makanan untuk menghilangkan jejak-jejak ion logam yang mungkin akan menyebabkan makanan memburuk dan secara klinis untuk mengurangi penyerapan mineral, atau untuk meningkatkan ekskresi; misalnya citrates, tartrates, fosfat, dan EDTA.
    CHELATE AGENT
    Senyawa organik tertentu mampu membentuk ikatan koordinat (lihat ikatan kimia) dengan logam melalui dua atau lebih atom dari senyawa organik; seperti senyawa organik disebut Chelating agen. Senyawa yang dibentuk oleh sebuah agen Chelating dan logam disebut kelat Sebuah Chelating agen yang memiliki dua atom mengkoordinasikan disebut bergigi dua; satu yang memiliki tiga, tridentate; dan sebagainya. EDTA, or ethylenediaminetetraacetate, ( − O 2 CH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 − ) 2 , is a common hexadentate chelating agent. EDTA, atau ethylenediaminetetraacetate, (- O 2 CH 2) 2 NCH 2 CH 2 N (CH 2 CO 2 -) 2, adalah agen Chelating hexadentate umum.. Klorofil adalah chelate yang terdiri dari ion magnesium bergabung dengan agen Chelating yang kompleks; heme, bagian dari hemoglobin dalam darah, adalah chelate besi.. Agen Chelating penting dalam pencelupan tekstil, pelunakan air, dan enzim penonaktifan dan sebagai bacteriocides.

  31. rajjitha handayani

    selamat siang bu…
    nama saya DESFAL TRIATI..saya pinjam email rajjitha bu….harap maklum ya bu.. ini tugas saya, tlong dibaca ya bu…
    bahan ajar yang di blok ibu sudah cukup lengkap. Dengan membaca blok ibu yang tentang “pengambilan unsur hara dan assimilasi” saya jadi mengerti cara pengambilan unsur hara oleh tanaman. Dan dari bahan ibu ini dapat disimulkan bahwa :
    akar dan ion hara saling berinteraksi untuk pengambilan hara melalui beberapa cara :
    – Pertukaran kontak
    – Pertukaran ion tanah dengan H dalam mucigel
    – Difusi ion sebagai respon terhadap potensial kimia
    – Aliran massa ion kedalam akar sebagai respon terhadap perubahan kelembaban
    – Pemanjangan akar ke sumber ion
    Pemanjangan akar menempatkan jaringan yang baru terbentuk terutama daerah rambut akar, kedalam medium yang tidak tereksploitasi, meningkatkan kemampuan menyerap ion.
    1. Tanaman dapat mengambil ion secara selektif. Karena K berada pada konsentrasi yang paling rendah dari antara semua kation yang berada pada air kolam, juga merupakan kation yang paling banyak terakumulasi di vakuola Nitella. Di lain pihak konsentrasi dari Na di vakuola Valonia secara relatif rendah walaupun konsentrasi Na di air laut tinggi. Fenomena ini mendukung konsep bahwa sel tanaman mengambil ion tertentu dari lingkungannya dan mentranspornya ke sel interior sedangkan ion-ion species yang lain dengan jalan yang sama tidak dapat masuk ke sel. Fenomena ini disebut pengambilan ion secara selektif.
    2. Kesimpulan yang lain adalah kosentrasi beberapa ion spesies juga dijumpai didalam vakuola dalam konsentrasi tinggi dibandingkaan di medium luar. Hal ini mengindikasikan bahwa akumulasi memegang peranan penting dan berlawanan dengan gradient konsentrasi.
    3. Hal lain yang penting yang perlu dipertimbangkan dari fenomena ini adalah kenyataan bahwa proses pengambilan itu sendiri memerlukan energi. Energi ini dihasilkan dari metabolisme sel
    Absorbsi unsur hara oleh tanaman di tentukan oleh 2 hal :
    1. energi metabolik, hal ini sangat berhubungan dengan respirasi akar. Dan
    2 . selektif, semua proses pengambilan unsur hara adalah selektif.

    Hubungan asimilasi N dan fiksasi N, dan hubungan asimilasi N dan asimilasi lain.
    Semua makhluk hidup memerlukan atom nitrogen untuk pembentukan protein dan berbagai molekul organic esensial lainnya. Udara, yang berisi 79 % nitrogen, berfungsi sebaagai reservar bahan ini. Walaupun ukuran keberadaan nitrogen di atmosfer itu besar, acapkali merupakan unsure pembatas bagi makhluk hidup. Hal ini dikarenakan kebanyakan organisme tidak dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk unsure, yakni sebagai gas N2.
    Konsentrasi nitrogen di atmosfir mencapai 780,90 cm3/liter udara sedangkan konsentrasi nitrogen di dalam air laut hanya mencapai 13 cm3/liter air laut. Namun demikian konsentrasi nitrogen masihlebih tinggi dibandingkan dengan gas-gas lainnya seperti oksigen, argon, neon, helium, dan gas xrypton. Tingginya konsentrasi gas nitrogen dibandingkan dengan gas-gas lain hal ini disebabkan selain faktor siklus alamiah yang berlangsung, nitrogen juga memegang peranan kritis dalam daur organik untuk menghasilkan asam-asam amino yang membentuk protein.
    Agar tumbuhan dapat membuat protein, tumbuhan harus memperoleh nitrogen dalam bentuk terfiksasi yaitu tergabung dalam senyawa-senyawa. Bentuk yang paling umum digunakan ialah sebagai ion nitrat, NO3-. Meskin demikian, substansi lain seperti ammonia (NH¬3) dan urea {(NH2)2CO}, juga digunakan baik secara alami maupun pupuk dalm pertanian.
    Dalam makalah ini mencoba mendeteksi dan menelusuri, serta ingin mempelajari seberapa jauh peran siklus nitrogen dalam kehidupan.

    A. Siklus Nitrogen

    Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
    Unsure hara yang tidak kalah pentingnya dengan karbohidrat ialah protein, yakni suatu senyawa yang mengandung nitrogen disamping C,H, dan O.
    Dan kita ketahui, udara mengandung 79 % nitrogen. Nitrogen bebas ini (dalam bentuk N2) dapat ditambat / difiksaasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas ini mempunyai sifat lembam (tidak mudah bereaksi). Sehingga untuk memecahnya diperlukan energi tinggi , seperti contoh bantuan kilat / petir.
    Selain itu , nitrogen bebas ini diasimilasi oleh tumbuhan lewat perakaran dalam bentuk nitrat. Protoplasma sel tiap-tiap makhluk hidup mengandung protein. bagaimana nitrogen bebas di udara menjadi nitrat yang berguna bagi tumbuhan. Secaara fisik (bunga api listrik, halilintar, dan hujan) menyebabkab nitrogen bereaksi dengan unsure lain, salah satu produknya adalah nitrat yang akhirnya dapat masuk ke tanah dan digunakan oleh tumbuhan. Secara orgaanik, nitrogen di udara dapat diikat oleh beberapa mikroba (Azotobacter, Rhizobium, Anabaena, Chostridium sp, Nostoc dsb) menjadi bentuk nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.
    Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
    Berikut ini penjelasan lebih lanjut dari proses daur / siklus nitrogen :

    a. Fiksasi N

    Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi denan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobiumdengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow pea), Piscera sativam (chick-pea), dan Medicago sativa (lucerna).
    Dalam memproduksi nutrient bagi organisme laut, maka diperluka fiksasi N dari atmosfir. Penelitian yang dilakukan di Eniwetok Atoll, menemukan ahwa bentuk N sangat bervariasi pada air yang mengalir sesudah terumbukarang karena air tersebut sangat miskin nutrient. Sumber N yang berasal dari fiksasi-N di laut berasal dari alga hijau biru Calothnia crustacea. Fiksasi N juga ditemukan pada bakteri anaerobic Thalassia. Fiksasi N ditemukan pada akar pertumbuhan Thalassia dan makro alga serta coral rubble. Selain itu pentingnya bakteri-bakteri terumbu (reef bacteria) untuk melakukan fiksasi N.
    Spesies Oscillatoria (Tridrodesmium) dan Richella spp, merupakan spesies yang penting dalam proses asimilasi molekul N (Mangue, 1977). Tetapi N-fiksasi di laut Pasifik sangat kecil terjadi (Mangue, et al., 1977), demikian pula di laut Sargossa (Carpenter dan McCarthy, 1975), jika dibandingkan dengan NH3. Asimilasi molekul N dapat dihitung melalui kebutuhan N dari Oscillatoria thiebantii. Bagaimanapun alga ini sangat rendah dan dalam dalam proses regenrasi membutuhkan waktu 15 hari atau lebih.
    Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara bakteri Azospirillum lipoferum dan akar tumbuhan termasuk rumput tropikal Digitaria decumbens, juga jenis rumput tropikal Paspalum notatum mampu melakukan fiksasi N bersama-sama bakteri Azotobacter paspalli di dalam akar.

    b. Nitrifikasi

    Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi ensimatik yang dilakukan oleh sekelompok jasad renik/bakteri dan berlangsung dalam dua tahap yang terkoordinasikan. Masing-masing dilakukan oleh bakteri/jasad renik yang berbeda pada tahap-tahapan proses nitrifikasi (Mas’ud, 1993), sebagai berikut:
    Tahap pertama (nitrisasi)
    oksidasi
    2 NH4 + 3 O2 2HNO2+ 2 H2O + E (79 kalori)
    Ensimatik
    Tahap kedua (nitrisasi)
    oksidasi
    2 HNO2+ O2 2 HNO3 + E (43 kalori).
    ensimatik
    Bakteri autotrofi (bakteri nitrifikasi) dapat menggunakan N-anorganik untuk melakukan nitrifikasi, seperti genera bakteri Nitosomonos, Nitrosococcus Nitrosospira, Nitrosovibrio, dan Nitrosolobus. Pada proses tahap pertama reaksi berlangsung dari ammonium ke nitrit yang melibatkan bakteri Nitrosomonos dan Nitrosococcus dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
    NH4+ 3/2 O2 NO2 + H2O + 2 H E = – 65 kcal
    Sedangkan reaksi kedua diperankan oleh bakteri Nitrobacter dan Nitrococcus spp yang melakukan oksidasi dari nitrat ke nitric dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
    NO2+ ½ O2 NO3+ E = – 18 kcal.
    Reaksi nitrifikasi seperti di atas dapat berlangsung jika adanya oksigen. Proses oksidasi dari NO2ke nitrit umumnya lebih cepat dari pada proses oksidasi dari NH4 ke nitrit, dan nitri ini terakumulasi di lingkungan. Tahapantahapan oksidasi ammonium oleh bakteri Nitrosomonas dan kemungkinan produksi nitrit oleh beberapa bakteri disajikan dalam persamaan sebagai berikut :

    NH4+ NH2OH [NOH N2O2H2] NO NO2-

    N2O

    N2O2H2 N2O

    N2O

    NH4+ NH2OH [NOH N2O2H2] NO NO2-

    c. Denitrifikasi

    Denitrifikasi merupakan proses preduksian senyawa N-nitrat menjadi gas nitrogen dan/atau gas nitrogen oksida, dengan nitrogen bertindak sebagai penerima hydrogen. Produksi nitrogen bebas dari senyawa-senyawa organic tidaklah melalui aksi mikroorganisme, namun terbentuk secara tidak langsung oleh saling tindak antara asam nitrat bebas dengan senyawa amino, yang keduanya dihasilkan secara bersama melalui biang bakteri. Dalam keadaan anaerob, bakteri aerob dapat memanfaatkan nitrat untuk menggantikan oksigen sebagai penerima elektron, sehingga mengurangi gas-gas produk akhir seperti NO, N2O atau N2, tahapan dalam nitrifikasi adalah sebagai berikut:
    NH4+ + 2O2 NO3- +H2O + 2H
    Gas dinitrogen dan nitrogen oksida adalah dua komponen produk akhir yang sangat penting dan N2 biasanya diproduksi dari N2O sedang dari NO dapat terjadi tetapi dalam kondisi tertentu. Terbentuknya N2O dan N2 tidak saja dari nitrat selama respirasi, tetapi dapat juga konversi dengan cara asimilasi ke NH4+ dalam komponen organic biomasa. Tentu pula mikroorganisme dapat merubah NO3- ke NH4+ melalui mekanisme diasimilasi pada kondisi anaerob, mekanisme ini bersama denitrifikasi adalah proses memanfaatkan energi.

    d. Pembusukan

    Protein yang dibuat oleh tumbuhan masuk dan melalui jarring-jaring makanan seperti pada karbohidrat. Pada tiap tingkatan trofik, terdapat kehilangan yang kembali ke sekitarnya, terutama dalam ekskresi. Yang terakhir mengambil keuntungan dari senyawa nitrogen adalah mikroorganisme pembusuk yang merombak menjadi ammonia.

    B. Senyawa dan Kandungan Nitrogen di Laut

    Pengetahuan senyawa dan kandungan N di laut sangat penting untuk diketahui, hal ini mempunyai hubungan erat dengan kehidupan biota laut, dan berkaitan dengan nutrient untuk biota laut. Secara alamiah perkembangan konsentrasi dari nutrient sangat tergantungan dari hubungan antara kedalaman laut dan stok fitoplankton beserta aktivitasnya. Studi yang dilakukan di Guinea, Atlantic bagian timur menemukan adanya korelasi antara naiknya turunnya konsentrasi NO3-dengan kedalaman laut dan produksi fitoplankton. Pada laut yang dalam Zn akan menjadi faktor pembuat masalah dalam hubungan antara kandungan oksigen dan klorofil, oleh karena itu sangat menentukan “batas kandungan nitrat” (nitracline) mengingat kandungan N dalam air senentiasaa berbentuk ion nitrat dan ion ammonium.
    Dalam hubungan inlah penting untuk menentukan konsentrasi nutrient terutama senyawa N-nitrat dan N-amonium pada permukaan laut di wilayah tropika dan subtropika. Hal ini disebabkan pada kedalaman air 0 – 200 m, sinar matahari masih menembus badan air dan akan terjadi aktivitas biologi yang sangat banyak. Di laut ekuatorial kandungan N03-pada kedalaman 100 m mengandung konsentrasi 10 – 25 μgram atom 1-1 dan pada subtropikal berkisar antara 10 – 25 μgram atom 1-1.Namun dalam keadaan stok klorofil yang tinggi konsentrasi N03-akan menurun. Beberapa fitoplankton akan mengangkut nitrogen secara vertical ke garis batas nutrient. Beberapa daripadanya dapat membentuk nitrat tetap. Hujan mungkin sangat sedikit sebagai sumber N03-dan NH4+.
    Dari hasil penelitian dan fenomena alam tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis N-anorganik yang utama dalam air adalah ion nitrat (N03-) dan ion amonimum (NH4+). Namun dalam kondisi tertentu masih terdapat ion nitrit dan sebagian besar dari nitrogen terikat dalam nitrogen organic (47,9%), yaitu bahan-bahan yang berprotein, juga terdapat dalam bahan pencemar seperti asam sianida (HCN), asam etilen diamin tetra asetat (EDTA) atau dalam bentuk asam nitrilotriasetat (NTA).
    Selanjutnya, melakukan inventarisasi kandungan total nitrogen yang ada di laut. Dengan kesimpulan bahwa siklus nitrogen secara global terlihat pada biomasa di laut sekitar 5,3 x 1012 kg tetapi tidak menguraikan secara kuantum distribusinya di laut.
    Kandungan NH4+dapat ditemui di terumbu karang, sebab gas ini merupakan buangan dari organisme akuatik, domestik dan industri. Ion-ion ammonium dan amino-nitrogen (R-NH2dalam bahan yang berprotein) dioksidasi oleh oksigen dengan adanya ketalis biologi yang cocok : Reaksi di atas dapat terjadi jika ada kandungan oksigen yang cukup memadai. Misalnya untuk pengolahan air pembuangan rumah tangga atau industri, bahan organik jika diberi aerasi intensif maka limbah yang mengandung ion ammonium akan terurai menjadi ion nitrat yang dapat diasimilasi. Dalam keadaan tanpa oksigen, NO3- dapat sebagai penerima elektron dalam reaksi-reaksi dengan mikroorganisme sebagai perantara:
    NO3- + 6H + 5e- 1/2 N2+ 3H2O
    Kemampuan ion nitrat sebagai penerima elektron digunakan dalam proses pengolahan air buangan untuk menghilangkan nitrogen dengan membiarkan ion nitrat mengoksidasi methanol melalui reaksi bakteri dengan kondisi anaerob, sebagai berikut :
    5CH3OH + 6 NO3-+ 6 H+ 5 CO2 + 3N2 + 12H2O
    Reaksi tersebut di atas disebut denitrifikasi yang dalam beberapa keadaan reduksi ini merubah semua senyawa itu membentuk ion NH4+.

    C. Siklus Nitrogen di Laut

    Dari kajian-kajian tersebut di atas dapat dikaji bahwa nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai bentuk senyawa. Nitrogen yang terbanyak dalam bentuk N-molekuler (N2) yang berlipat ganda jumlahnya daripada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3), tetapi tidak dalam bentuk yang berguna bagi jasad hidup.
    Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus organic dalam menghasilkan asam-asam amino yang membuat protein. Dalam siklus nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap N-anorganik dalam salah satu gabungan atau sebagai nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini membuat protein yang kemudian dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan. Jaringan organic yang mati diurai oleh berbagai jenis bakteri, termasuk didalamnya bakteri pengikat nitrogen yang mengikat nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk gabungan (NO2, NO3, NH4) dan bakteri denitrifikasi yang melakukan hal sebaliknya. Nitrogen lepas ke udara dan diserap dari udara selama siklus berlangsung.
    Jumlah nitrogen yang tergabung dalam mineral dan mengendap di dasar laut tidak seberapa besar. Pola sebaran nitrogen di Samudera Atlantik, Pasifik dan Samudera India tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sebaran menegak dari bentuk-bentuk gabungan nitrogen berbeda di laut. Nitrat terbanyak terdapat di lapisan permukaan, ammonium tersebar secara seragam, dan nitrit terpusat dekat termoklin. Interaksi-interkasi antara berbagai tingkat nitrogen organic dan bakteri sedemikian rupa sehingga pada saat nitrogen diubah menjadi berbagai senyawa anorganik, zat-zat ini sudah tenggelam di bawah termoklin. Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan nitrogen karena termoklin merupakan penghalang bagi migrasi menegak unsur-unsur ini dan kenyataannya persediaan nitrogen akan menjadi faktor pembatas bagi produktivitas di laut.

    1. Nitrogen dalam siklusnya, dalam bentuk bebas diikat dalam bentuk amoniak dan juga dalam bentuk nitrat.
    2. Siklus nitrogen dapat terjadi melalui rangkaian proses yang saling berhubungan, yakni nitrifikasi, fiksasi, denitrifikasi dan juga pembusukan.
    3. Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus organic dalam menghasilkan asam-asam amino yang membuat protein.
    4. Nitrogen di laut dapat berbentuk N-molekuler (N2) yang berlipat ganda jumlahnya daripada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3), tetapi tidak dalam bentuk yang berguna bagi jasad hidup, sebelum terjadinya proses pengikatan dalam bentuk senyawa-senyawa.

  32. rajjitha handayani

    Selamat siang bu….
    Saya DESFAL TRIATI…INI TUGAS TENTANG FIKSASI NITROGEN DAN ASIMILASI SULFUR BU…
    Fiksasi nitrogen
    Atmosfir menyediakan satu reservoir yang berasal dari molekul N2. Bahan ini tersedia secara langsung yang digunakan oleh pabrik sebelum proses asimilasi ini terjadi tahap pertama yaitu terkorversinya gas tersebut ke satu bentuk yang disebut proses oksidasi dari NO3 atau dengan reduksi ke NH4-N. Molekul N2 tidak memiliki daya. Konversi ini siap disempurnakan namun perlu dipertimbangkan sejumlah daya yang digunakan. Jenis dari jasat renik memiliki kemampuan untuk mengubah N2 dari atmosfir menjadi NH3 pada suhu tertentu dan berada dalam tanah. Jasad renik ini mempunyai peranan unik yang mana memiliki sifat untuk mengkonversikan molekul N2 menjadi satu bentuk bahan organik. Proses ini dinamakan asimilasi N2. Jumlah dari N2 ini tidak terukur di dalam skala dunia. Menurut CHATT (1976) total jumlah fiksasi biologi yang ada di dunia ini sekitar 17,2 x 107 ton tiap tahun. Hal ini diperbaiki oleh industri kimia dengan jumlah empat kali lebih banyak dari yang disediakan oleh atmosfir ini memiliki arti yang sangat penting dalam proses asimilasi.
    Asimilasi sulfur
    Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
    Pada suhu kamar, sulfur adalah satu pepejal lembut berwarna kuning terang. Sulfur adalah terkenal dengan baunya yang tidak menyenangkan yang menyerupai bau telur-telur busuk. Sulfur adalah terkenal dengan baunya yang tidak menyenangkan yang menyerupai bau telur-telur busuk. Bau tersebut adalah sebenarnya ciri bagi hidrogen sulfida (H 2 S); sulfur keunsuran adalah tidak berbau. Bau tersebut adalah sebenarnya ciri bagi hidrogen sulfida (H 2 S); sulfur elementer lainnya adalah tidak berbau. Ia terbakar dengan nyalaan biru dan mengeluarkan sulfur dioksida , yang dikenali kerana bau peliknya yang menyesakkan. Ia apinya biru dan mengeluarkan sulfur dioksida, yang dikenal karena bau anehnya yang menyesakkan. Sulfur adalah tak larut dalam air tetapi larut dalam karbon disulfida dan pada kadar kelarutan yang kurang sedikit dalam pelarut organik lain seperti benzena . Keadaan pengoksidaan sulfur yang biasa termasuk −2, +2, +4 dan +6. Sulfur adalah tak larut dalam air tetapi larut dalam karbon disulfida dan pada tingkat kelarutan yang kurang sedikit dalam pelarut organik lain seperti benzena. Bilangan oksidasi sulfur yang biasa termasuk -2, +2, +4 dan +6. Sulfur membentuk sebatian stabil bersama semua unsur kecuali gas nadir. Sulfur membentuk senyawa stabil bersama semua unsur kecuali gas mulia.
    Sulfur dalam keadaan padat biasanya wujud sebagai siklik berbentuk mahkota yang terdiri dari molekul-molekul S 8. Sulfur mempunyai banyak alotrop selain S 8 . Sulfur memiliki banyak alotrop selain S 8. Dengan membuang satu atom daripada mahkota akan menghasilkan S 7 , yang yang berperanan dalam warna kuning sulfur yang unik. Dengan membuang satu atom dari mahkota akan menghasilkan S 7, yang yang berperan dalam warna kuning sulfur yang unik. Terdapat banyak lagi bentuk cincin lain yang disediakan, termasuk S 12 dan S 18 . Terdapat banyak lagi bentuk cincin lain yang disediakan, termasuk S 12 dan S 18. Secara bandingannya, jirannya oksigen yang lebih ringan hanya wujud dalam dua keadaan yang mempunyai kepentingan kimia: O 2 dan O 3 . Selenium , analog sulfur yang lebih berat boleh membentuk cincin tetapi lebih sering dijumpai sebagai satu rangkaian polimer. Secara bandingannya, tetangganya oksigen yang lebih ringan hanya wujud dalam dua keadaan yang memiliki kepentingan kimia: O 2 dan O 3. Selenium, analog sulfur yang lebih berat dapat membentuk cincin tetapi lebih sering dijumpai sebagai satu jaringan polimer.
    Kristalografi sulfur adalah kompleks. Bergantung kepada keadaan-keadaan yang tertentu, alotrop sulfur membentuk beberapa struktur hablur berbeza, antara yang paling terkenal adalah rombus dan monoklinik S 8 . Bergantung kepada keadaan-keadaan yang tertentu, alotrop belerang membentuk beberapa struktur kristal berbeda, antara yang paling terkenal adalah rombus dan monoklinik S 8.
    Suatu sifat unik ialah kelikatan sulfur yang lebur, iaitu berbeza dengan kebanyakan cecair lain, ia meningkat dengan suhu oleh keranapembentukan rangkaian-rangkaian polimer . Suatu sifat unik adalah kelikatan sulfur yang lebur, yaitu berbeda dengan kebanyakan cairan lain, ia meningkat dengan suhu oleh keranapembentukan jaringan-jaringan polimer. Bagaimanapun, setelah menjangkau suhu yang tertentu, kelikatan mula menurun kerana terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk memecahkan rantaian-rantaian. Bagaimanapun, setelah mencapai suhu yang tertentu, kelikatan mulai menurun karena terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk memecahkan rantai-rantai.
    Sulfur amorfus atau “plastik” boleh dihasilkan melalui pendinginan segera sulfur yang lebur. Sulfur amorfus atau “plastik” dapat dihasilkan melalui pendinginan segera sulfur yang lebur. Kajian-kajian kristalografi sinar-x menunjukkan bahawa bentuk amorfus mungkin mempunyai satu struktur berlingkar dengan lapan atom setiap pusingan. Kajian-kajian kristalografi sinar-x menunjukkan bahwa bentuk amorfus mungkin mempunyai satu struktur pair dengan delapan atom setiap ronde. Bentuk ini adalah metastabil pada suhu bilik dan ia akan beransur-ansur kembali semula kepada bentuk hablur. Bentuk ini adalah metastabil pada suhu kamar dan ia akan berangsur-angsur kembali semula kepada bentuk kristal. Proses ini berlaku dalam tempoh antara beberapa jam sehinggalah beberapa hari dan boleh dipantaskan dengan menggunakan mangkin. Proses ini berlaku dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari dan dapat dipantaskan dengan menggunakan katalis.
    Asam amino sisteina dan metionina mengandung sulfur, dan juga kesemua polipeptida, protein, dan enzim yang mengandung asam-asam amino ini. Ini membuatkan sulfur satu komponen yang perlu bagi semua sel hidup. Ikatan disulfida antara polypeptida adalah sangat penting dalam himpunan dan struktur proteinr. Homosisteina dan taurina adalah juga asid-asid amino yang mengandungi sulfur tetapi tidak dikodkan oleh DNA , malahan juga bukan sebahagian daripada struktur utama bagi protein-protein. Ini membuat sulfur satu komponen yang perlu bagi semua sel hidup. Ikatan disulfida antara polypeptida adalah sangat penting dalam himpunan dan struktur proteinr. Homosisteina dan taurina adalah juga asam-asam amino yang mengandung sulfur tetapi tidak disesuaikan oleh DNA, dan bahkan juga bukan bagian dari struktur utama bagi protein-protein. Beberapa jenis bakteria menggunakan hidrogen sulfida (H 2 S) sebagai pengganti air dalam peranan penderma elektron dalam satu proses yang meyerupai fotosintesis tetapi agak primitif. Beberapa jenis bakteri menggunakan hidrogen sulfida (H 2 S) sebagai pengganti air dalam peranan donor elektron dalam satu proses yang meyerupai fotosintesis tetapi agak primitif. Tumbuhan menyerap sulfur daripada tanah dalam bentuk ion sulfat . Tumbuhan menyerap sulfur dari tanah dalam bentuk ion sulfat. Sulfur yang tak organik membentuk sebahagian daripada kelompok besi sulfur , dan sulfur adalah ligan penyambung dalam tapak Cu A tapak sitokrom c oksidase . Sulfur yang tak organik membentuk bagian dari kelompok besi sulfur, dan sulfur adalah ligan konektor dalam situs Cu A situs sitokrom c oksidase. Sulfur adalah komponen penting bagi koenzim A Sulfur adalah komponen penting bagi koenzim A
    Pembakaran batu bara dan minyak bumi oleh industri dan pembangkit-pembangkit tenaga listrik membebaskan jumlah sulfur dioksida (S O 2) yang sangat banyak dan ia bertindak balas dengan air atmosfer dan oksigen untuk menghasilkan asam sulfat. Asid sulfurik adalah komponen bagi hujan asid , yang merendahkan pH tanah dan jasad air tawar, mengakibatkan kerosakan teruk kepada persekitaran semulajadi dan luluhawa kimia pada tugu-tugu dan seni bina. Asam sulfat adalah komponen bagi hujan asam, yang merendahkan pH tanah dan badan air tawar, mengakibatkan kerusakan parah pada lingkungan alam dan luluhawa kimia pada tugu-tugu dan arsitektur. Piawai-piawai bahan api memerlukan semakin banyak sulfur dikeluarkan daripada bahan api fosil untuk mengelakkan pembentukan hujan asid. Standar-standar bahan api memerlukan semakin banyak sulfur dikeluarkan dari bahan bakar fosil untuk mencegah pembentukan hujan asam. Sulfur yang dikeluarkan kemudiannya dikilangkan dan mewakili sebahagian besar daripada pengeluaran sulfur. Sulfur yang dikeluarkan kemudian dikilangkan dan mewakili sebagian besar dari produksi sulfur.

  33. Selamat siang bu made…
    Saya SRI ASTUTI Bu….saya mencoba untukmenjawab tugas ranslate yang ibu berikan pada mata kuliah nutrisi tanaman bu…
    hukum dari pohon dan semak belukar tidak mengandung nitrat, dan menurut SANDERSON dan Mengacungkan Senjata (1964) pengurangan nitrat mengambil tempat khususnya pada akar. Klepper andhageman (1969) bagaimanapun, mampu untuk mendeteksi nitrat pada daun-daun pohon apel hd yang subjected untuk pupuk nitrat pada taraf yang tinggi. Seperti lapisan daun ini mampu untuk menyempurnakan pengurangan nitrat ini terlihat itu daun-daun dari pohon berpotensi mereduksi nitrat. Kalau ini benar, hal itu telah jelas taraf dari NO 3 – hara dapat membatasi distrbusi dari reduksi NO 3 – pada tanaman. Ini telah diperlihatkan pada kacang polong oleh WALLACE dan KEPALA (1965). Di taraf rendah dari NO 3 – persediaan separuh proses reduksi nitrat bertanggungjawab pada akar kecuali di tingkat yang lebih tinggi batang adalah lokasi terpenting dari pengurangan NO 3 –
    Aktivitas dari reduksi nitrat berpotensi mampu untuk mempengaruhi penghasilan hasil investasi, seperti untuk beberapa luas ini mengontrol tingkat asimilasi dari nitrat. EILRICH dan Hageman (1973) mengunkapkan aktivitas reduksi nitrat pada daun-daunatas dari gandum adalah bergantung persediaan nitrat. Meningkat aktivitas enzim dihubungkan dengan konten lebih tinggi dari protein buah biji-bijian. Pada sisi lain, CROY dan HAGEMAN (1970) menyelidiki aktivitas reduksi nitrat pada daun-daun dari 32 perbedaan mutu tanah gandum berbeda tidak menemukan hubungan bersih di antara aktivitas enzim dan konten protein buah biji-bijian. Saran pengarang ini yang selain aktivitas reduks nitrat pada daun atas, tingkat translokasi dari amino mengombinasikan ke buah biji-bijian adalah satu mempengaruhi faktor utama konten protein buah biji-bijian.

  34. selamat siang bu…saya SRI ASTUTI. INI tugas tentangfiksasi nitrogen bu
    N2 + 6e – - 2NH3 (G’0 = +150 kkal/mol = +630 kJ/mol)
    • Fiksasi N dilakukan oleh beberapa bakteri yang hidup bebas maupun bersimbiosis dengan akar tanaman, misal: Clostridium pasteuranium, Klebisella, Rhodobacter, Rhizobium
    • Fiksasi N diatur oleh sistem operon gen yang rumit, termasuk gen nif . Fiksasi berlangsung apabila di lingkungan konsentrasi ammonia menurun/rendah.
    • Pada habitat terrestrial, fiksasi N oleh simbiosis Rhizobium dg tanaman Leguminosae merupakan donor terbesar dari senyawa N.
    • Penelitian tentang fiksasi N telah banyak dilakukan, misal oleh Hardy et al tahun 1968 ttg reduksi asetilen menjadi etilen oleh nitrogenase.
    • Hasil penelitian ttg fiksasi N ini menunjukkan bahwa ada cukup banyak genera bakteri yang dapat mem-fiksasi N termasuk spesies dari Bacillus, Clostridium, dan Vibrio.
    • Pada habitat perairan, cyanobacteria adalah kelompok utama yang melakukan fiksasi N (Anabaena, Nostoc, Gloeotrichia, Oscillatoria, Lyngbya, dll)
    • Komponen yang berperan dalam fiksasi N di habitat perairan adalah heterocyst, tapi ada cyanobacteria yg tidak memiliki heterocyst yg juga dpt fiksasi N
    • Fiksasi N memerlukan cukup banyak energi dalam bentuk ATP dan koenzim.
    Siklus sulfur

  35. selamat siang bu made…
    saya SRI ASTUTI bu…..
    aya mencoba menjawab tentang tugas yang ibu berikan tentang fiksasi sulfur…jika ada yang kurang saya mohon maaf bu…
    Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
    Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).

    Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

Tinggalkan Balasan ke Akbar Wira Hadikusuma Batalkan balasan